Blater merupakan desa di Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Luas wilayah Desa Blater sekitar 199.373 km², berada di sisi tenggara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyumas. Sejak 2007 ada kampus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Desa Blater.
Purbalingga, serayunews.com
Mayoritas warga memiliki mata pencarian sebagai petani dan wirausaha. Ada satu hal yang sangat terkenal dari Desa Blater yaitu Sate Ayam. Sate yang berbalur bumbu rempah sebelum dibakar, dan disajikan dengan bumbu kacang kental.
Desa Blater memiliki gedung sekolah seperti SD Negeri 1 Blater, SD Negeri 2 Blater, MI Maárif NU Blater, TK Diponogoro, TK Aisyiyah, dan sebuah pondok pesantren yang bernama Pondok Pesantren Roudatul Arifin. Selain itu, sejak sekitar tahun 2007 di wilayah desa ini juga dibangun Fakultas Teknik dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto atau Unsoed.
Keberadaan kampus di suatu daerah pasti akan memberikan dampak, pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Hal itu diakui oleh Kepala Desa (Kades) Blater, Sukanto. Dia tidak menampik jika keberadaan kampus di wilayahnya memberi dampak pada kehidupan masyarakat.
“Pastinya ada (dampak, red) dari keberadaan kampus terhadap kehidupan sosial ekonomi warga,” katanya, Jumat (21/10/2022).
Sejak adanya kampus Fakultas Teknik Unsoed di sana, harga tanah menjadi naik. Hal yang sangat lumrah, karena tercipta keramaian dibanding sebelumnya. Kondisi itu menciptakan potensi suatu komoditi usaha.
Beruntungnya, menurut Sukanto, warga setempat tidak lantas latah, tergiur uang dan menjual tanahnya. Sehingga, rata-rata lahan di sana masih milih warga lokal. “Rata-rata masih milik warga sini sih, memang ya ada orang luar yang membeli dan membagun di sini,” ujarnya.
Seiring adanya mahasiswa, bertumbuh lah usaha tempat kos. Kemudian ada juga dengan usaha laundry, warung makan, dan kelontong. Kondisi itu menjadikan putaran uang di desa setempat semakin cepat. Masyarakat pun merasakan dampaknya secara langsung.
“Kos, warung makan, warung kelontong, ya apa yang mahasiswa butuhkan, seperti laundry juga,” ujarnya.
Masuknya orang-orang dari luar kota, kata Kades, juga memberi pengaruh terhadap ikon desa tersebut. Nama Sate Ayam Blater semakin terkenal. “Itu juga dampak positif,” ujarnya.
Selain perekonomian, keberadaan Fakultas Teknik Unsoed itu juga memberi dampak positif terhadap aspek sosial. Warga masyarakat cenderung lebih terbuka pola pikir dan wawasannya. Karena kehidupan di wilayah itu semakin heterogen.
Selain interaksi keseharian dari para mahasiswa, pada momen-momen tertentu juga ada kalanya pemberdayaan mahasiswa terhadap masyarakat.
“Contohnya saja pada kegiatan karang taruna, atau semisal seperti Agustusan atau momen lain, mahasiswa ada kontribusinya ke masyarakat, akhirnya pengetahuan dan pengalaman masyarakat kan bertambah,” kata Sukanto.
Dia tidak menampik jika tetap ada dampak negatif. Hanya saja, sejauh ini frekuensinya sangat kecil. Perubahan pola kehidupan dan kearifan lokal masih sangat terjaga. Gesekan antara orang-orang pendatang dengan warga lokal juga nyaris tidak pernah terjadi.
“Dampak kan ada positif dan negatif, jadi ya tetap ada negatifnya, cuma relatif kecil. Misalnya bising motor malam-malam, karena mungkin ada aktivitas malam di kampus, tetap ada warga yang kadang merasa terganggu, itu wajar,” kata dia.