Cuaca ekstrem terjadi di kawasan puncak Gunung Slamet, Minggu (22/11/2020). Tak hanya badai, di kawasan puncak bahkan terjadi fenomena hujan es.
Fenomena ekstrem di puncak Gunung Slamet membuat ratusan pendaki yang mulai naik Sabtu (21/11/2020) terpaksa turun. Bahkan, tiga pendaki harus dievakuasi tim SAR.
“Biasanya musim badai terjadi sekitar bulan Februari, namun akhir-akhir ini sering terjadi cuaca ekstrem di Gunung Slamet. Bahkan suhu udara bisa sangat drop di pagi hari dan sampai hujan es, itu hari Minggu sekitar pukul 11.00 WIB,” kata Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, Senin (23/11/2020).
Ratusan pendaki yang melakukan pendakian di Sabtu, sebagian besar terpaksa turun lagi. Kondisi cuaca sangat tidak mendukung. Intensitas hujan sangat tinggi dan bahkan, ada butiran es dengan diameter sekitar 0,5 hingga 1 sentimeter.
“Waktu Sabtu ada sekitar 288 pendaki. Hari ini (Senin, red) cuaca terpantau cerah,” ujarnya.
Saiful menjalankan, ada tiga pendaki yang harus dievakuasi saat turun. Dua pendaki mengalami cedera kaki yakni Ayu asal Cirebon, Jawa Barat dan Intan Desa asal Banyumas, Jawa Tengah. Satu pendaki yang mengalami gejala hypothermia karena suhu ekstrem.
“Cedera karena tergelincir, satu karena hypothermia. Pendaki asal Cirebon dievakuasi di Pos 3, sementara Pendaki asal Banyumas dievakuasi pukul 22.00 malam karena sudah dipaksakan berjalan dalam kondisi cidera sejak dari Pos 7,” katanya.
Saiful menambahkan, pihak pengelola selalu memberikan pembekalan lisan maupun tertulis kepada setiap pendaki untuk mempersiapkan fisik dan perlengkapan seaman mungkin.
“Kami juga selalu memperingatkan pendaki untuk tetap waspada karena kondisi cuaca di Gunung Slamet akhir-akhir ini sering tidak menentu,” kata dia.