Purbalingga, serayunews.com
Tak kurang dari seratus orang berbaju putih kombinasi orange, memadati jalan lingkar Alun-alun Purbalingga. Para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang didominasi kaum perempuan ini, membentangkan spanduk dan banner menolak kenaikan harga BBM.
Seperti yang sudah-sudah, kenaikan harga BBM selalu diiringi dengan kenaikan harga-harga lainnya, baik produk barang maupun jasa. Hal itu yang menjadikan para emak-emak, menjerit.
“Kenaikan harga BBM diikuti kenaikan harga lainnya. Tidak cuma transportasi, tapi bumbu naik, daging, semua naik. Jasa naik, barang naik,” kata koordinator aksi damai, Denok Monda, usai aksi.
Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Purbalingga, menjadi satu-satunya kelompok yang menyuarakan apa yang menjadi keresahan masyarakat. Menurutnya, setidaknya dengan bersuara, nantinya akan didengar oleh Pemerintah.
“Kami menuntut keadilan, jika harga BBM naik, BLT yang diberikan harusnya naik, atau kalau tidak ya UMR dinaikan,” ujarnya.
Lebih lanjut Denok menyampaikan, bahwa suara rakyat di daerah ini setidaknya bisa didengarkan oleh bupati. Dimana kemudian bisa diteruskan, ke pemerintah pusat.
“Ya kami mohon kepada bupati untuk bisa mendengar suara kami, dan menyuarakan juga ke pemerintah pusat, supaya mengkaji ulang kenaikan harga BBM,” kata dia.
Sementara itu, Ketua DPD PKS Purbalingga, Cahyo Susilo saat menyampaikan orasi politiknya mengatakan, aksi damai tersebut merupakan tanggungjawab kepada masyarakat, bahwa PKS adalah partai yang berkomitmen terhadap masyarakat.
“Kami mewakili seluruh masyarakat Purbalingga, menyuarakan apa yang menjadi keresahannya, dengan adanya kenaikan harga BBM,” katanya.