Purwokerto, serayunews.com
Menurut warga Dusun Combong, Waluyo, longsor terjadi pada Jumat (10/2/2023) lalu. Guguran tebing dengan panjang sekitar 15 meter, merusak dan menutup akses jalan.
“Karena longsor itu, ada sekitar 27 KK termasuk saya yang tidak dapat pergi kemana-mana. Longsornya sekitar 15 meter dengan kedalaman 10 meter,” kata dia, Kamis (16/2/2023).
Waluyo menambahkan, jalan tersebut merupakan akses satu-satunya menuju ke Kecamatan Gumelar dari dusunnya bagi anak-anak bersekolah.
Baca juga: [insert page=’langganan-longsor-pakar-sebut-30-persen-wilayah-banyumas-termasuk-zona-merah-kategori-sangat-rawan’ display=’link’ inline]
“Anak sekolah harus memutar berjalan kaki melewati sungai agar sampai ke sekolah. Longsor ini sudah terjadi keenam kalinya, sejak bulan November 2022 lalu,” ujarnya.
Agar jalur tersebut bisa dilalui kembali, pihak pemerintah dan warga bergotong royong untuk membangun jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Jembatan sementara tersebut, diharapkan mampu untuk kegiatan sehari-hari masyarakat sekitar.
Darsiman, warga yang nekat menerobos jalan longsor tersebut mengaku, terpaksa melaluinya menggunakan sepeda motor meski harus bersusah payah, karena ingin mengambil hasil bumi di lahan miliknya.
“Sebenarnya berbahaya, takut apalagi di atas jembatan bambu. Mau bagaimana lagi, harus panen,” kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho mengungkapkan, bahwa saat ini pihaknya telah melakukan pendataan dan pasca kejadian juga telah berusaha membersihkan material longsor.
“Kita lakukan kerja bakti, dengan instansi terkait serta masyarakat setempat,” ujarnya.