SERAYUNEWS-Belum lama ini heboh terjadi di SMK Kesehatan Bhakti Husada Purwareja Klampok, Banjarnegara. Pasalnya, fasilitas sekolah raib dan kabarnya diambil untuk didistribusikan ke sekolah lain. Fenomena ini membuat proses belajar mengajar mengalami kendala.
Atas fenomena itu, Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Provinsi Jawa Tengah Nasikin memberikan pandangannya. Dia meminta masalah yang terjadi di SMK Kesehatan Bhakti Husada tidak mengganggu proses belajar mengajar.
“Yang terjadi sebenarnya masalah antar yayasan yaitu yayasan Satria Husada dan yayasan YLPP PGRI. Dinas sudah melakukan mediasi namun mediasi tersebut belum ada titik temu karena kedua pihak merasa benar,” katanya, Jumat (25/8/2023).
Untuk saat ini, kata dia, dinas menghormati langkah hukum oleh satu pihak terkait masalah tersebut atau bahkan keduanya. Pada prinsipnya, setelah ada hasil dari langkah hukum tersebut, pihaknya baru akan menentukan langkah selanjutnya terkait keberadaan sekolah tersebut.
“Kami selalu memantau proses belajar mengajar di sekolah tersebut untuk memastikan siswa mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan aturan walaupun karena tidak adanya beberapa fasilitas penunjang,” katanya.
Aktivis Lumbung Literasi Banjarnegara, Budi Setyawan mengatakan, sebagai kelompok masyarakat yang sangat memperhatikan pendidikan. Pihaknya akan berupaya untuk menemui kedua pihak agar masalah yang terjadi tidak berlarut-larut. “Kami ingin masalah cepat selesai dan tidak melebar yang pada akhirnya akan mengganggu atau bahkan siswa kehilangan hak pendidikan di sekolah tersebut,” katanya, Jumat (25/8/2023).
Selain upaya mempertemukan kedua pihak, dia juga berencana akan membuat pengaduan kepada Bupati Banjarnegara agar ikut membantu penyelesaian di sekolah tersebut.
Seperti diberitakan serayunews Selasa (22/8/2023), sebanyak 28 laptop dan peralatan lab kesehatan, serta sejumlah buku ajar dan perpustakaan sekolah, raib. Siswa di SMK Kesehatan Bhakti Husada Kecamatan Purwareja Klampok, pilu. Pasalnya, kegiatan belajar mengajar 68 siswa di sekolah tersebut menjadi terhambat karena tidak ada fasilitas penunjang.
Kepala SMK, Suyono mengatakan, belum lama setelah menjabat kepala sekolah menggantikan pejabat lama, dia langsung melakukan pengecekan inventaris sekolah. Dia mendapatkan informasi bahwa mantan kepala sekolah memerintahkan seserang untuk membawa fasilitas-fasilitas itu menggunakan truk ke sekolah di Kebumen. Belakangan terkuak, masalah ini terjadi karena perselisihan dua yayasan.