SERAYUNEWS – Jagat maya heboh dengan fenomena indah, di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Dusun Klurahan, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Fenomena alam muncul padang rumput di lahan sebuah rawa, menjadi viral. Daerah tersebut dahulu merupakan bagian dari kawasan Danau Rawa Pening, tetapi mengering sejak musim kemarau tahun 2023 ini.
Kekeringan panjang yang melanda itu, menyebabkan perubahan pada hamparan lahan. Tampak rumput teki tumbuh dengan padat, sehingga pemandangan menjadi hijau sejauh mata memandang bak padang sabana.
Merangkum dari berbagai sumber, luas area lahan di perkirakan mencapai sekitar dua hektare. Sedangkan, luas dari Danau Rawa Pening menurut DLH Kota Semarang sekitar 2.670 hektar. Sayangnya, hampir setengah dari luas Rawa Pening penuh dengan enceng gondhok.
Dari pantauan beberapa video yang beredar di media sosial, salah satunya yaitu @info.salatiga terlihat tanah di sana masih terasa empuk meskipun sudah mengering.
Selanjutnya, terdapat retakan-retakan tanah yang hancur dan menjadi ciri khas tanah bekas rawa. Sehingga, masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Sabana Rawa Pening.
Ratusan warga dari anak-anak hingga dewasa akhirnya berbondong-bondong datang ke sana untuk menyaksikan sendiri peristiwa langka ini. Melalui unggahan berbeda juga, di padati oleh parkiran motor setelah ramai di Instagram maupun TikTok.
Beragam aktivitas yang dapat di lakukan warga di Sabana Rawa Pening. Sebut saja bersantai di atas rerumputan, berfoto, berlarian, bermain layang-layang, bersepeda dan lain sebagainya.
Peristiwa ini menjadi yang kedua usai pernah terjadi beberapa waktu yang lalu. Kemunculan pertama pada tahun 2018 silam. Lokasinya sendiri berada di dekat menara buatan Radesa Tuntang yang hancur akibat angin kencang pada 2022 lalu.
Danau Rawa Pening sendiri menempati empat wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang, yaitu Kecamatan Bawen, Ambarawa, Tuntang, dan Banyubiru. Berada di cekungan antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran.
Objek wisata ini sebelumnya berawal dari legenda tentang sepasang suami istri bernama Ki Hajar dan Nyai Selakanta di Desa Ngasem. Lalu, melahirkan anak yang mirip dengan sesosok naga bernama Baru Klinthing yang menjaga rawa ini.***