SERAYUNEWS— Fenomena Komeng nyaleg cukup menjadi perbincangan hangat. Penyanyi Jason Ranti dalam lagu berjudul “Sekilas Info”, menyanyikan satu lirik yang menggelitik, “Heii… hidup hanya numpang ketawa. Aku tertawa maka kuada….” Nadanya mengayun dan begitu mudah menempel di telinga.
Liriknya seolah meminjam ungkapan cogito ergo sum dari Descreates yang memiliki arti aku berpikir maka aku ada, berubah menjadi aku tertawa maka aku ada.
Aku tertawa maka aku ada, ternyata jadi kebutuhan rakyat saat ini. Komedian Alfiansyah Komeng menjadi bukti kebutuhan tersebut. Dia melesat dengan perolehan 1 juta suara dalam pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah Jawa Barat.
Artinya, suara Komeng sementara ini berhasil mengalahkan semua perolehan suara partai politik khusus di tingkat Pileg DPR dan DPRD Jawa Barat.
Perolehan suara Komeng juga unggul tipis dari suara paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jawa Barat.
Luar biasa, kebutuhan eksistensi diri melalui tertawa. Walau tanpa baliho dan alat kampanye lain, Komeng yang maju tanpa partai politik tetap saja melesat walau tak pernah kampanye secara langsung. Modalnya hanya pose fotonya yang unik dan jenaka di kertas suara
“Soal foto waktu itu, KPU minta foto buat kertas suara. KPU sih menyarankan pakai pakaian ciri khas masing-masing atau pakaian adat katanya, tapi saya kasih foto yang itu, orang KPU-nya ketawa,” kata dia (15/2/2024).
Foro Komeng di kertas suara menggunakan baju biru dengan ekspresi wajah yang mengundang gelak tawa. Tampak ekspresi wajah seperti orang kaget.
Melihat foto nyeleneh milik Komeng, masyarakat pun tertarik untuk memberikan suara mereka pada sang komedian.
Pilihan warga tersebut juga menjadi hiburan bagi petugas KPPS di beberapa TPS yang secara spontan dan serentak meneriakkan kata uhuy setiap kali Komeng mendapatkan suara.
Komeng mengaku tidak bisa memberikan keaejahteraan tetapi berjanji memberikan kebahagiaan. Caranya dengan menghidupkan Gedung Kesenian di agar rakyat bisa menonton dengan gratis. Selain itu, dia ingin berjuang untuk adanya Hari Komedi Nasional.
“Saya mau hidupin gedung kesenian, biar orang bisa nonton gratis. Gue kan nggak bisa kasih kesejahteraan, jadi gue mau kasih kebahagiaan,” terang Komeng (12/8/2023).
Mengutip dari unggahan akun Instagram @ folkrame pada Kamis, 15 Februari 2024, Komeng mengungkapkan visi misinya. Dia ingin membuat Indonesia menjadi negara seperti Korea Selatan yang mendunia dari segi seni dan budayanya.
“Saya pingin kayak Korea Selatan, bisa menjajah negara lain dengan seni dan budayanya,” ungkap Komeng pada salah satu kesempatan wawancara bersama stasiun TV nasional.
Komeng seolah menyadarkan publik adanya pseudo-komedi di dunia politik kita.
Politik di Indonesia adalah politik yang unik. Banyak hal lucu yang terjadi. Namun, kelucuan itu berbarengan dengan rasa kecewa. Inilah demokrasi yang berbalut psedo-komedi.
Komeng yang komedian justru hadir memberi pencerahan dengan cara penuh kebijaksanaan yang bersifat spontan…uhuy.*** (O Gozali)