SERAYUNEWS-Film Gowok Kamasutra Jawa (2025) menjadi buah bibir berbagai kalangan. Film besutan sutradara Hanung Bramantyo tersebut mengupas mengenai pendidikan seks untuk remaja keturunan priyayi sebelum memasuki jenjang pernikahan. Film tersebut mengangkat tradisi gowok yang konon pernah ada di pedalaman Banyumas dan Purbalingga di tahun 1950-an.
Film dengan durasi 130 menit tersebut dibintangi oleh Raihaanun, Lola Amaria, Alika Jantinia, Devano Danendra, dan Reza Rahadian. Film ini ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Rotterdam ke-54 pada 2 Februari 2025.
Data yang dihimpun serayunews.com, menyebutkan film Gowok yang naskahnya ditulis oleh Aci, Hanung Bramantyo, dan ZZ Mulja Salih salih ini mengangkat isu-isu seksualitas, pendidikan seksual, dan dekonstruksi nilai patriarki dalam masyarakat Jawa.
Film Gowok Kamasutra Jawa menceritakan seorang perempuan yang berprofesi sebagai dukun seks bagi calon pengantin pria yang hendak menikah. Tugasnya adalah mengajarkan kepada calon pengantin pria bagaimana cara memuaskan istrinya di atas ranjang.
Gowok berpedoman lewat kitab-kitab kuno warisan leluhur, seperti Centhini, Nitimani, dan Wulangreh untuk mengajarkan laki-laki cara agar perempuan bisa mendapatkan haknya untuk dicintai sepenuh hati, dihargai, serta dipuaskan. Setelah 1965, profesi gowok telah dihilangkan, karena dianggap sebagai praktik pelacuran terselubung dan kini keberadaannya tinggal legenda.
Tradisi Gowok pernah hidup di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Sastrawan asal Jatilawang Banyumas Ahmad Tohari juga pernah menggambarkan mengenai profesi Gowok dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Tradisi Gowok juga disebutkan pernah muncul di Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga. Namun seiring dengan adanya modernisasi dan masyarakat yang religius, tradisi tabu ini menghilang dan kini hanya jadi cerita dari mulut ke mulut.
Hanung Bramantyo menyampaikan dia mengangkat soal Gowok ke layar lebar, setelah mendapatkan inspirasi dari novel Nyai Gowok (2014) karya Budi Sardjono. Tradisi Gowok dalam film tersebut dikabarkan berasal dari Cina dan dibawa ke Indonesia melalui perempuan bernama Goo Wook yang datang bersama Laksamana Cheng Ho yang sedang melawat ke kerajaam Majapahit.
Penggambaran Gowok dalam film besutan Hanung memang lebih mendramatisir profesi Gowok. Film ini sudah tayang dan bisa disaksikan di bioskop di Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Banjarnegara. Sejak tayang 5 Juni 2025 lalu, film ini mendapatkan respon positif dari penonton. Film yang diperuntukkan bagi penonton 21 tahun keatas ini juga mendapatkan nilai 7.2/10 di laman IMDb.