SERAYUNEWS– Momen haru terjadi di Aula Wicaksana Laghawa Polres Purbalingga. Sebanyak 12 pelajar yang nyaris terlibat aksi tawuran, akhirnya menangis dan bersimpuh di kaki orangtua mereka.
Mereka meminta maaf atas perbuatannya yang hampir mencoreng nama keluarga dan sekolah.
Aksi tawuran itu berhasil digagalkan pada Senin dini hari (19/5/2025), sekitar pukul 03.00 WIB. Para pelajar tertangkap oleh warga dan petugas Polsek Kejobong di pertigaan kompleks Pasar Kejobong. Aksi mereka berkonvoi terlihat mencurigakan, karena naik sepeda motor sambil membawa balok kayu.
“Ada 12 remaja yang kami amankan. Barang buktinya balok kayu, busur, softgun, 8 handphone, dan 6 sepeda motor,” jelas Kasat Reskrim Polres Purbalingga AKP Siswanto.
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa para pelaku ini berasal dari Kecamatan Kaligondang, Karangmoncol, dan Rembang.
Mereka merencanakan tawuran setelah saling menantang melalui pesan langsung (DM) di Instagram.
“Mereka sepakat tawuran di Desa Gumiwang. Untungnya, belum sempat bentrok, kami bersama warga sudah lebih dulu menggagalkannya,” kata AKP Siswanto.
Para pelajar yang diamankan itu masih berusia 14 hingga 16 tahun dan masih duduk di bangku sekolah menengah. Karena tergolong anak di bawah umur, pihak kepolisian mengambil langkah pembinaan, bukan proses hukum.
Sebagai bagian dari pembinaan, para pelajar petugas serahkan kembali kepada orang tua masing-masing. Mereka juga wajib apel seminggu sekali di Mapolres Purbalingga untuk pemantauan perilaku.
“Kami juga akan koordinasi dengan sekolah masing-masing. Ini peringatan keras, dan kita tekankan pentingnya peran orang tua,” tegas Kasat Reskrim.
AKP Siswanto juga mengimbau kepada seluruh orang tua agar lebih ketat mengawasi anak-anaknya, terutama di malam hari.
“Usahakan anak sudah di rumah paling lambat pukul 22.00 WIB. Bila belum pulang, segera cari jangan sampai terlambat,” katanya.
Dalam prosesi penyerahan, para pelajar yang sebelumnya tampak berani, mendadak luluh dan penuh penyesalan.
Mereka bersimpuh di hadapan orangtua masing-masing, meminta maaf sambil menangis. Beberapa orangtua pun tak kuasa menahan air mata.