Banjarnegara, serayunews.com
Dalam kesempatan itu, Gubernur Ganjar menginginkan domba batur (dombat) bisa mendunia.
Dombat Banjarnegara, terus berkembang pesat seiring dengan inseminasi buatan dan pengembangan dombat yang berjalan dengan baik. Apalagi dengan adanya pendampingan dari sejumlah perguruan tinggi yang ada di negeri ini.
“Pengembangan dombat di Dieng saat ini cukup bagus. Ternyata beberapa kelompok tani, wanita tani, peternak, yang didampingi salah satunya dari IPB (Institut Pertanian Bogor), hasilnya bagus. Kandungan dagingnya sudah dianalisis oleh IPB,” ujarnya.
Dia mengatakan, dengan pendampingan dan inovasi ini, para peternak di Dieng bukan hanya beternak secara tradisional, tapi sudah modern. Tinggal para peternak diberikan pendampingan secara maksimal.
“Hanya butuh ketekunan dan training lebih banyak. Dulu saya meminta ada lomba masak domba Batur, cari chef kelas dunia, yang Indonesia saja. Daging ini dimasak dengan berbagai rasa yang bagus. Nanti kita pilih dan kita sajikan, sehingga dombat ini bisa mendunia,” katanya.
Dengan demikian, olahan daging dombat nantinya menjadi alternatif wisata di Dieng. Karena bukan hanya diolah menjadi sate dan gulai, tetapi berkembang bentuk masakan yang lain.
Menurut gubernur, potensi yang ada di Dieng baik peternakan maupun pertanian, dapat dieksplorasi sedemikian rupa sebagai magnet wisata. Lahan yang ada, bisa dimaksimalkan untuk kopi dan lainnya untuk pengembangan dombat.
“Kalau mereka (masyarakat) tetap stay di sini dan jadi tuan rumah, bisa memproduksi (kopi dan mengembangkan ternak) dibantu pemerintah. Itu bisa dijadikan satu paket wisata. Ini agrowisata. Melihat dari atas tadi areanya membentang bagus,” katanya.
Tak hanya itu, gubernur juga mengajak semua pihak khususnya masyarakat Dieng, untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam dan penghijauan di wilayah dataran tinggi ini. Untuk itu, konservasi menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga kelestarian alam.
Tanaman kopi bisa menjadi alternatif dalam konservasi, serta peningkatan ekonomi masyarakat. Sebab saat ini Dieng merupakan kawasan wisata yang sudah dikenal luas, untuk itu demi menjaga keseimbangan alam, perlu konservasi dan penataan kawasan agar kelestarian alam tetap terjaga, termasuk dengan melakukan penanaman kopi di kawasan tersebut.
“Semakin banyak orang kreatif yang datang, alam dan lingkungan harus dijaga. Minimal adalah pengelolaan sampah. Dengan banyaknya orang yang datang, tentu akan ada ledakan sampah dan kerusakan lingkungan, untuk itu sebagai antisipasi dan tetap menjaga keseimbangan alam, tanaman ini akan membantu agar Dieng tetap hijau dan ramah lingkungan. Sehingga orang yang datang akan merasa nyaman dengan lingkungan yang hijau, bersih, dan nyaman,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Banjarnegara, Herrina Indri Astuti mengatakan, pada 2022, ada 33 kelompok peternak di Banjarnegara yang mendapat bantuan domba. Masing-masing kelompok, menerima 27 ekor domba dan enam kambing jawa randu.
“Maka program UPLAND di Banjarnegara menjadi tepat sasaran. Di satu sisi mendukung upaya konservasi, di sisi lain meningkatkan ketahanan pangan dan penguatan mata pencaharian,” katanya.