SERAYUNEWS – L. Morgan, ilmuwan politik dari University of Adelaide dalam bukunya ‘Diplomacy Gastronomy: Style and Power at The Table,’ memperkenalkan istilah gastro-diplomasi.
Dalam bahasa politik, diplomasi berarti strategi, taktik, dan siasat untuk melakukan pengorganisasian. Hal-hal itulah yang dibahas di atas meja makan.
Strategi lobi meja makan sudah menjadi kebiasaan Jokowi sejak lama. Bahkan saat menjadi Walikota Solo.
Bahkan Jokowi pernah melakukan 54 kali perjamuan selama 7 bulan kepada para pedagang Pasar Triwindu Solo yang akan direlokasi.
Strategi makan siang yang dilakukan di Loji Gandrung, rumah dinas Wali Kota Solo akhirnya berhasil.
Tidak ada pedagang yang membantah, mereka menerima rencana tersebut. Relokasi Pasar berjalan aman.
Hal yang sama juga beberapa kali dilakukan setelah menjadi orang nomor satu di Jakarta. Salah satunya adalah saat akan merelokasi warga penghuni Waduk Pluit ke Rusun Marunda.
Gastro-Diplomasi kembali dimainkan Jokowi saat ini. Pada Jumat (5/1),Jokowi menyantap makan malam bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Sehari setelah ițu atau pada Sabtu (6/1/2024), Jokowi bertemu Menko Perekonomian yang juga Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Mereka sarapan dan olahraga pagi bersama di Kebun Raya Bogor.
Terakhir terjadi pada hari ini, Minggu (7/1/2024). .Jokowi mengundang Menteri Perdagangan yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk makan siang bersama di Medja Restaurant, di Kota Bogor, Jawa Barat.*** (O Gozali)