SERAYUNEWS— Geert Wilders, politisi Belanda berdarah Indonesia menggemparkan Belanda dan Eropa dengan kemenangan besarnya dalam pemilu parlemen November 2023.
Partai Kebebasan PVV pimpinannya berhasil meraup 23,5 persen suara dan 37 dari 150 kursi parlemen.
Kemenangan ini tidak otomatis menjadikannya Perdana Menteri Belanda, karena Belanda mempunyai sistem politik yang sangat terpecah-pecah. Tidak ada partai yang cukup kuat untuk memerintah sendiri.
Dalam unggahannya di X, Wilders mengatakan dia tak bisa maju jadi PM karena calon koalisinya menolak mendukung.
“Saya hanya bisa menjadi Perdana Menteri jika semua partai di koalisi mendukungnya. [Namun] itu tidak terjadi,” kata Wilders di akun X-nya (13/3/2024).
Wilders lahir pada 6 September 1963 di Venlo, Belanda. Kini, dia berusia 61 tahun. Karier politik Wilders bermula pada 1989 saat dia menjadi anggota Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (PVVD). Kemudian pada 1997, dia terpilih menjadi anggota dewan Kota Utrecht.
Banyak pihak yang tak sepakat dengan cara pandang dia. Wilders akhirnya dikeluarkan dari Partai VVD pada September 2004.
Dia lalu mendirikan partai sendiri Groep Wilders pada 2006 dan berganti nama menjadi Freedom (PVV).
Wilders selama ini terkenal karena kritik terhadap Islam. Ia bahkan pernah menyarankan umat Islam merobek setengah dari Al Quran jika ingin tinggal di Belanda.
Bagi dia, kitab suci tersebut mengandung hal-hal buruk. Wilders juga pernah menyebut Al Quran sebagai buku fasis dan buku penghasut kebencian, demikian dikutip The Telegraph.
Selain itu, Wilders juga kerap menghina Nabi Muhammad SAW. Melihat sikap politikus sayap kanan ini, dai fundamentalis Islam Australia, Feiz Mohammad pernah mengancam bakal memenggal kepalanya.
Sikap Wilders juga sempat membuat Inggris mengambil kebijakan untuk melarang dia masuk ke negara Eropa ini pada 2009.
Inggris menganggap Wilders adalah ancaman publik. Pada 2010, Wilders juga tak bisa masuk ke Jerman untuk liburan dan pada 2012, dia gagal mendapatkan visa masuk Australia.
Gaya politik anti-imigran dan anti-Islam yang ditampilkan Geert Wilders tidak lepas dari sejarah masa lalu keluarganya yang diusir dari Hindia Belanda sebutan untuk Indonesia saat itu.
Kakeknya bernama Johan Ording yang lahir di Utrecht, Belanda, menghabiskan belasan tahun bekerja di Hindia Belanda. Di sana, Johan bertemu dengan istrinya, Johanna atau Annie Meijer, keturunan Indo yang lahir dan besar di Hindia Belanda.
Lizzy van Leeuwen antropolog budaya dari Belanda, menyebut kakek Wilders bernama Johan Ording sempat menjabat sebagai wakil inspektur pengawasan keuangan di Jawa Timur.
Ording yang bekerja selama 17 tahun sebagai pegawai kolonial memiliki istri bernama Johanna (Annie Meijer), berasal dari keluarga Indo yang lahir dan besar di Hindia Belanda. Mereka menikah di Batavia.
Ibu Wilders adalah anak ketujuh dari keluarga Ording yang lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Kemungkinan di daerah itu lah tempat tinggal keluarga orang tua Johanna.
Ording bersama istri dan ketujuh anaknya lalu dideportasi dari Hindia Belanda karena diduga melakukan penipuan dan korupsi.
Keluarga ini sempat disebut mengemis hingga terancam diusir dari kontrakan saat tinggal di sebuah desa kecil di Belanda.*** (O Gozali)