
SERAYUNEWS-Sebagai bagian dari kesiapsiagaan terhadap bencana, Bupati Banjarnegara menggelar Apel Siaga Bencana yang dilakukan di kompleks Balai Budaya, Banjarnegara, Kamis (6/11/2025).
Pada kesempatan itu, selain melakukan pengecekan personel serta alat pendukung, bupati juga mengukuhkan 20 kecamatan di Banjarnegara sebagai kecamatan tangguh bencana, dimana camat sebagai koordinator wilayah.
Bupati Banjarnegara dr Amalia Desiana mengatakan, pengukuhan kecamatan tangguh bencana ini menjadi titik awal dimana semangat baru dari semua elemen di Banjarnegara siap dan selalu siaga dalam menghadapi bencana. Dia juga berharap hal ini menjadi titik dimana semua elemen di Banjarnegara tetap kompak dan selalu meningkatkan kewaspadaan.
“Kita sadar bahwa 73 persen wilayah Banjarnegara ini rawan bencana, sehingga perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan, namun begitu kita semua tetap berharap agar di Banjarnegara tidak sampai terjadi bencana,” katanya.
Menurutnya, dengan apel kesiapsiagaan ini, maka Banjarnegara terus berupaya melakukan mitigasi bencana. Sehingga, semua personel benar-benar melakukan tindakan antisipasi dan pencegahan, kalaupun sampai terjadi bencana, diharapkan tidak dalam cakupan yang luas, dan semua personel sudah siap dan tanggap.
Selain pengecekan personel, bupati juga melihat langsung ketangkasan serta kemampuan para relawan di Banjarnegara dalam menghadapi tanggap darurat. Untuk itu, dilakukan simulasi dan proses evakuasi korban bencana yang dilakukan oleh relawan gabungan, mulai dari BPBD, TNI, Polri, PMI, serta unsur relawan lain.
“Simulasi yang dilakukan hari ini adalah bagian dari bentuk kesiapan kita dalam menghadapi bencana, termasuk melihat kondisi peralatan pendukung yang ada, termasuk personel dari relawan BPBD yang harus selalu upgrade dalam pengetahuan mitigasi bencana,” katanya.
Tak hanya itu, adanya apel bersama ini juga menjadi satu cara penguatan kesadaran terhadap risiko bencana. Sebab keselamatan bencana ini harus dimulai dari diri sendiri, berlanjut ke tingkat keluarga, desa melalui desa siaga bencana, kecamatan, kabupaten, hingga ke pusat.
“Ini menjadi sebuah program garis lurus, bagaimana kita menyelamatkan masyarakat, serta mengurangi risiko terhadap kemungkinan adanya korban bencana. Ini menjadi bentuk perhatian pemerintah terhadap rakyatnya,” katanya.