Banjarnegara, serayunews.com
Praktisi Talents Mapping, Maulina Nugraheni mengatakan, setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi dan bakat yang berbeda. Namun hal ini banyak yang belum disadari oleh individu, khususnya kalangan pelajar. Untuk itu, guru selaku tenaga pendidik harus mampu memetakan talenta siswa, sehingga tidak hanya mengelompokan pandai dan bodoh.
“Sekolah harus memberikan ruang dan guru harus punya gambaran aplikasi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam melakukan manajemen guru dan pembelajaran berbasis bakat,” ujarnya.
Menurutnya, dengan begitu bakat dan keunikan siswa dapat berkembang optimal. Tentunya dengan pendidikan ini akan menjadikan sebuah sekolah yang ramah terhadap bakat siswa, sehingga program merdeka belajar benar-benar dapat terwujud.
Pembina YSMI, Slamet Sugiyanto mengatakan, metode pelatihan ini tentu sudah sejalan dengan program merdeka belajar dan mendidik sesuai kodrat siswa, dan ini sesuai dengan filosofi Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara.
“Kemampuan memetakan siswa ini mestinya dimiliki oleh semua guru, sehingga ke depan semua siswa akan menjadi hebat sesuai dengan talentanya,” katanya.