SERAYUNEWS-Gelombang penolakan terhadap rencana kedatangan Rizieq Syihab ke Cilongok, Kabupaten Banyumas, yang dijadwalkan pada 24 Juli 2025, semakin meluas. Berbagai spanduk penolakan terlihat di beberapa lokasi, termasuk Kemranjen, Jompo, Pekuncen, dan Kecamatan Cilongok, yang merupakan lokasi acara yang direncanakan.
Nanang Sugiri SH, Pembina Yayasan Tribhata Banyumas, pada Sabtu (19/7), menyatakan apresiasinya terhadap sikap tegas berbagai elemen masyarakat Banyumas yang secara terbuka menyuarakan penolakan mereka.
“Spanduk-spanduk itu bukan sekadar kain, melainkan representasi nyata suara masyarakat yang tidak ingin ketenangan Banyumas terganggu oleh kehadiran tokoh yang dinilai memecah belah,” ujar Nanang.
Penolakan terhadap kehadiran Rizieq Syihab tidak hanya datang dari satu pihak, melainkan juga disuarakan oleh warga sekitar Cilongok, organisasi PWI Laskar Sabilillah (LS) Cilongok, tokoh-tokoh muda pengasuh pondok pesantren, dan berbagai kelompok masyarakat lainnya.
Menurut Nanang, masyarakat Banyumas sudah memahami rekam jejak Rizieq Syihab. “Kami tidak ingin ada provokasi. Ceramah-ceramah beliau lebih banyak mengandung perpecahan daripada pesan agama yang menyejukkan,” katanya.
Melihat antusiasme warga dalam menolak kegiatan tersebut, Yayasan Tribhata mendesak aparat keamanan, khususnya Polresta Banyumas, untuk mengambil langkah tegas.
“Jika acara tetap digelar, kami minta aparat kepolisian untuk membubarkannya. Mari kita jaga kondusivitas dan kerukunan yang sudah lama terpelihara di Banyumas,” tegas Nanang.
Sementara itu, menanggapi penolakan dari beberapa pihak terhadap rencana kehadiran Rizieq Syihab dalam acara Tabligh Akbar Muharram 1447 H di Lapangan Besar Cilongok, Koordinator Keamanan acara, Sukoco, menegaskan bahwa kegiatan tersebut akan tetap menjunjung tinggi ukhuwah islamiah dan tidak bertujuan untuk memecah belah umat.
“Penolakan adalah hak masing-masing. Tapi kami pastikan, tidak ada tema atau isi pengajian yang mengarah pada perpecahan. Ini murni pengajian bertema sholawatan,” ujar Sukoco, Jumat (18/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa panitia, yang beranggotakan dari pondok pesantren Raudhatul Jannah, menjamin kegiatan akan berlangsung damai dan tidak memicu kontroversi. “Kita ini sama-sama umat Islam dan ingin menjaga ukhuwah islamiah. Tidak akan ada ceramah yang provokatif atau menyinggung pihak manapun,” tegasnya.