Kawunganten, serayunews.com
Adalah Saikun Husen, seorang pekerja seni dari Desa Bojong sekaligus pemilik salah satu grup musik di desa tersebut. Sejak pandemi berlangsung, grup musiknya tidak lagi menerima order pentas, bahkan bisa dibilang tidak ada pemasukan sama sekali dan untuk keperluan hidup sehari-hari, Saikun harus memutar otak agar mendapat penghasilan.
Sebelum pandemi, setiap harinya Saikun menerima order dari warga yang menggelar hajatan. Namun semenjak pandemi dan ada larangan hajatan, grup musik yang dipimpin Saikun vakum. Bahkan untuk mengobati rasa rindunya, Saikun hanya bisa memainkan alat musik sendiri dan rutin membersihkannya.
“Sejak ada pandemi Covid tidak ada orang hajatan, sehingga saya salah satu pekerja seni yang vakum karena tidak adanya job,” ujar Saikun.
Demi bertahan hidup, akhirnya Saikun memilih beralih profesi sebagai peternak ayam dan bebek. Ia memulai usaha barunya itu bermodal dari uang simpanan selama aktif di grup musik hiburan sebelum pandemi.
Saikun mendirikan kandang ayam di belakang rumah, kandangnya mampu nenampung hingga 200 ekor yang kini menjadi sumber penghasilan untuk keluarganya. Pengasilan dari ayam petelurnya bisa meraup pundi-pundi hingga jutaan rupiah setiap bulannya.
“Kalau pendapatan kotor satu bulan bisa mencapai Rp 5,4 juta, dipotong biaya pakan, dengan pendapatan bersih Rp 3,4 juta,” ujarnya.
Kini ia hanya bisa berharap agar hajatan segera kembali bisa diperbolehkan, sehingga pekerja seni yang menggantungkan hidup dari pentas hiburan bisa kembali bekerja dan mendapat penghasilan.