Mrebet, serayunews.com
Pimpinan jamaah Aboge, Kyai Maksudi mengatakan, penentuan Ramadan didasarkan atas perhitungan yang diyakini secara turun temurun. Menurut perhitungannya, puasa Ramadan tahun ini jatuh pada Rabu Kliwon.
“Perhitungannya rumit, tapi kami anggap ini sebagai perhitungan pasti,” kata Kyai Maksudi, Selasa siang.
Disampaikan, bahwa dalam fiqih agama yang biasa digunakan sebagai penentuan Ramadan itu ada empat yang salah satunya adalah hisab yakni perhitungan dan pihaknya menggunakan itu.
Diketahui, perhitungan yang digunakan Jemaah Islam Aboge dipercaya sudah digunakan para wali sejak abad 14. Ajaran ini sendiri disebarkan Raden Rasid Sayid Kuning dari Pajang.
Jemaah Islam Aboge mempercayai perhitungan dalam satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim Awal Za, Dal Ba/be, Wawu dan Jim akhir. Selain itu, dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan Pasaran Jawa.
Pasaran Jawa sendiri meliputi Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi) dan Pahing. Untuk hari pasaran pertama di tahun Alif, jatuh pada Rabu Wage, tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon).
Sementara itu, Kepala Desa Onje, Mugi Ari Purwono mengaku tidak ada gesekan paham maupun terganggu dengan yang diamalkan Aboge. Pelaksanaan puasa diwilayahnya tetep khidmat. Jamaah Aboge dan masyarakat pada umumnya tidak pernah mempermasalahkan tentang perbedaan Ramadan dan Idul Fitri yang waktunya sedikit berbeda.
“Penganut ajaran Aboge diketahui paling banyak di Dusun Bak Desa Onje. Kami tidak pernah mempermasalahkan tentang perbedaan ini. Justru kami anggap hal ini sebagai sebuah keunikan,” kata dia.