SERAYUNEWS – Kejadian memilukan terjadi di SMA Negeri 1 Mempawah. Ratusan siswa menuntut pihak sekolah agar bertanggungjawab atas kelalaian pendaftaran SNBP 2025.
Siapa guru viral SMAN 1 Mempawah yang bilang siapa yang mendatangkan banjir?
Pada awal Februari 2025, SMAN 1 Mempawah menjadi sorotan publik setelah ratusan siswanya gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Kejadian ini memicu aksi protes dari para siswa yang menuntut pertanggungjawaban pihak sekolah atas insiden tersebut.
Setidaknya 113 siswa SMAN 1 Mempawah gagal mengikuti SNBP 2025. Padahal mereka sangat berharap bisa mengikuti seleksi masuk PTN dengan jalur tanpa tes.
Pihak sekolah melakukan kelalaian, tidak mengisi PPDS. Padahal ada batas waktu pengisian PPDS sejak Januari 2025. Para siswa kecewa atas kelalaian pihak sekolah terutama oknum guru yang sudah memaksa mereka segera membuat akun SNPMB.
Namun, ada proses yang terlewat sehingga mereka gagal mengikuti seleksi masuk PTN tanpa tes. Padahal banyak siswa ingin mengikuti seleksi masuk PTN jalur SNBP, yang sangat diidam-idamkan para siswa.
Dengan hal tersebut para siswa SMAN 1 Mempawah terpaksa harus menempuh jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Melansir dari akun Instagram @sekadau.informasi, siswa bersama dengan orang tua/wali murid unjuk rasa kepada Kepala Sekolah dan jajaran guru SMAN 1 Mempawah Hilir di Jalan Raden Kusno.
Kepala SMAN 1 Mempawah Hilir, Endang Superi Wahyudi, mengakui bahwa kelalaian dalam pengisian data siswa menjadi penyebab utama kegagalan ini.
Menurutnya, hingga batas waktu yang ditentukan, masih terdapat data tujuh siswa yang belum lengkap atau belum selesai diinput. Rupanya, hal ini berdampak pada keseluruhan proses sehingga finalisasi data untuk SNBP 2025 tidak dapat dilakukan.
Endang juga mengungkapkan bahwa kejadian ini merupakan kesalahan manusia (human error) dan menyampaikan permohonan maaf kepada para siswa serta orang tua.
Ia juga menegaskan bahwa pihak sekolah telah berupaya maksimal untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk menghubungi Direktorat terkait dan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat tetapi tetap tidak membuahkan hasil.
Orang tua yang datang ke sekolah juga menyampaikan kekecewaannya. Oknum guru SMAN 1 Mempawah yang turut viral adalah Waka Kurikulum.
Alasannya, Waka Kurikulum tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk memfasilitasi para siswa mengikuti program Eligible SNBP tahun 2025.
Sebelumnya, perwakilan siswa mengungkapkan kekecewaannya karena sikap dari pihak sekolah terutama Waka Kurikulum.
“Kekecewaan kami itu pihak sekolah terutama Waka Kurikulum lalai terhadap tugasnya. Dari tahun ke tahun kan tugas itu memang di emban oleh Waka Kurikulum, tapi sekarang mengapa lalai, bahkan di tengah banjir sempat-sempatnya buat video tiktok main sampan, jadi kami kesal,” kata Muhammad Hafis sebagai perwakilan siswa.
Orang tua dan wali murid juga mendesak agar kepala sekolah dan guru yang lalai dalam proses pengisian PPDS supaya dicopot dan mengundurkan diri dari jabatannya.
Mereka juga berharap para guru yang melakukan kelalaian ini dipindahkan dari wilayah Kabupaten Mempawah.
Menurut penelusuran SerayuNews.com sampai artikel ini ditayangkan, belum diketahui pasti nama guru yang bilang siapa yang mendatangkan banjir. Benarkah Waka Kurikulum?
Insiden ini menjadi pelajaran penting bagi institusi pendidikan untuk lebih teliti dan cermat dalam proses administrasi, terutama yang berkaitan dengan masa depan siswa.
Diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, dan semua pihak dapat mengambil hikmah untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
***