
SERAYUNEWS – Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, masih diselimuti debu dan bau tanah basah, Rabu (3/12/2025).
Longsor yang terjadi beberapa hari sebelumnya meruntuhkan rumah-rumah warga dan meninggalkan luka mendalam bagi para penyintas. Meski langit mulai cerah, pemulihan batin belum sepenuhnya pulih.
Di balai desa, deru kendaraan pengangkut logistik dari Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap menjadi pertanda hadirnya harapan baru. Kegiatan kemanusiaan berlangsung tanpa seremoni besar, namun penuh ketulusan.
Dus demi dus berisi air mineral, minyak goreng, telur, bumbu dapur hingga sayuran segar diturunkan.
Bantuan ini memperkuat dapur umum yang sejak hari pertama bencana menjadi tumpuan kebutuhan makan warga.
“Alhamdulillah, terimakasih Pertamina yang terus membantu dan menguatkan kami melalui bantuan ini,” ucap Dede Gunawan, Sekdes Cibeunying usai menerima bantuan dari Sunaryo Adi Putra, Officer Commrel & Compliance Kilang Cilacap.
Bagi warga yang kehilangan rumah, keberadaan dapur umum adalah simbol bahwa kehidupan masih bisa disusun kembali.
Usai penyerahan bantuan, tim Kilang Cilacap bersama fungsi health dan Relawan Pertamina Peduli (Relpi) menuju lokasi pengungsian sementara yang dihuni lebih dari 100 warga. Mereka menyapa para penyintas sambil menebarkan optimisme.
Pendampingan psikososial dilakukan melalui percakapan, permainan, tawa, hingga sesi relaksasi.
Pada anak-anak, trauma masih tampak, sementara lansia memendam cemas dalam diam. Dalam waktu singkat, suasana mulai mencair, ditandai senyum yang kembali hadir.
Menjelang siang, perhatian beralih kepada generasi muda Cibeunying. Sebanyak 75 siswa SD, SMP/MTs, dan SMA berkumpul di MTs PP Cibeunying untuk menerima edukasi kebencanaan.
Kilang Cilacap bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap memperkenalkan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
“Ini adalah sebuah inisiatif yang baru pertama kali diterapkan di Kabupaten Cilacap,” kata Sunaryo Adi.
Melalui edukasi mitigasi, anak-anak diajak memahami risiko bencana, jalur evakuasi, tas siaga, serta pentingnya latihan berulang.
“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak mengenali risiko di sekolah, mempelajari jalur evakuasi, menyiapkan tas siaga serta aktif mengikuti pelatihan dan simulasi,” ungkap Adi.
Rubino Sriadji, Analis Kebencanaan Ahli BPBD Cilacap, menjelaskan berbagai ancaman bencana, mulai dari gempa, longsor, banjir, angin kencang, kebakaran, hingga suhu ekstrem.
“Selanjutnya bencana akibat kegagalan teknologi serta bencana akibat bahaya biologis dan kesehatan seperti pandemi HIV, flu burung, Covid-19 dan lain-lain,” jelasnya.
Program SPAB dinilai penting untuk memperkuat kemampuan sekolah dalam mengurangi risiko bencana dan memastikan keberlangsungan layanan pendidikan.
Plt. Korwil Kecamatan Majenang, Eko Sartono, mengapresiasi Pertamina yang memperkenalkan SPAB di desa rawan bencana.
“Kami menyambut baik inisiatif Pertamina melalui pembentukan SPAB ini. Bukan hanya membantu warga bangkit, tetapi membekali generasi muda agar siap, paham, dan tidak lagi gamang menghadapi risiko bencana. Pendekatan ini yang dibutuhkan desa-desa rawan seperti Cibeunying,” tutupnya.
Selain edukasi, Kilang Cilacap juga menyalurkan 134 bantuan perlengkapan sekolah, seperti tas, sepatu, buku, dan alat tulis.
Menjelang sore, Cibeunying kembali tenang. Namun keheningan kali ini bukan kepasrahan. Anak-anak membawa modul SPAB, orang tua menggenggam sembako, dan para penyintas kembali ke tenda pengungsian dengan langkah lebih ringan.
Bencana mungkin meruntuhkan bangunan, tetapi solidaritas mampu membangun sesuatu yang lebih kokoh: keberanian untuk memulai kembali.