SERAYUNEWS – Pemerintah secara resmi, menaikan harga BBM per 1 Oktober 2023 lalu. Kenaikan harga tersebut, berimbas kepada sejumlah pekerjaan yang mengandalkan BBM setiap harinya seperti ojek online (ojol).
“Memang tidak ada pengurangan pendapatan yang signifikan, tetapi cukup terasa,” ujar RJ (46), seorang driver ojol di Purwokerto, Rabu (4/10/2023).
Sebetulnya kata RJ, driver ojol tidak terlalu persoalkan kenaikan harga BBM. Tetapi, mereka berharap aplikator menghilangkan biaya pesanan makanan.
“Hampir di semua aplikasi, ada biaya pemesanan. Belum lagi harga makanan antara di restoran langsung dengan di aplikasi, itu sudah berbeda. Semua itu terbebankan ke konsumen. Imbasnya, konsumennya jadi sepi,” kata dia.
Dengan adanya banyak biaya yang membebani, konsumen sekarang jarang sekali memesan makanan melalui aplikasi.
“Waktu itu sempat jemput konsumen, saya tanya kenapa jarang pesan food sekarang? Dia bilang karena mahal, ada biaya pemesanan dan lain-lain,” ujarnya.
Padahal sebelumnya, pihak aplikator hanya mengambil biaya dari driver sekitar 20 persen. Namun, dengan adanya biaya pemesanan dan lainnya menjadikan aplikator mengambil keuntungan lebih dari 20 persen.
“Padahal sesuai anjuran 3 menteri terkait, aplikator itu maksimal mendapatkan sharing profit maksimal 15 persen. Sedangkan sekarang, bisa lebih dari 20 persen,” kata dia.