SERAYUNEWS – Aksi unjuk rasa para pengemudi ojek online (ojol) kembali mengguncang Jakarta hari ini, Senin, 21 Juli 2025. Apa saja isi tuntutan demo yang dilakukan?
Ribuan pengemudi dari berbagai wilayah Jabodetabek berencana berkumpul di pusat ibu kota untuk menyuarakan sejumlah tuntutan.
Aksi ini tidak hanya menjadi peringatan bagi para aplikator, tetapi juga berdampak langsung pada aktivitas masyarakat yang mengandalkan layanan transportasi daring.
Demo hari ini terfokus di kawasan Silang Selatan Monas, Jakarta Pusat. Aksi tersebut terbagi dalam dua gelombang:
Kedua gelombang sama-sama memilih titik strategis seperti depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, serta area sekitar Gedung Kementerian ESDM di Jalan Merdeka Selatan.
Polisi sudah menyiagakan sekitar 1.632 personel gabungan dari Polri dan TNI guna menjaga keamanan selama aksi berlangsung.
Arus lalu lintas di sekitar kawasan tersebut diperkirakan akan padat, sehingga masyarakat diimbau mencari jalur alternatif jika tidak ingin terjebak kemacetan.
Demo hari ini tidak hanya berwujud turun ke jalan. Para driver ojol juga menggelar off-bid massal, yaitu menghentikan sementara layanan mereka.
Imbasnya, masyarakat mungkin kesulitan memesan layanan transportasi atau pengiriman makanan via aplikasi.
Hal ini diakui oleh Ketua Umum GARDA Indonesia, Raden Igun Wicaksono, yang meminta pengguna jasa transportasi online untuk menyesuaikan aktivitas mereka hari ini.
Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk kekecewaan yang menumpuk dari para pengemudi terhadap kebijakan dan sistem yang diterapkan oleh perusahaan aplikasi.
Demo hari ini mengusung lima tuntutan utama yang dianggap mewakili keresahan para pengemudi ojol di seluruh Indonesia. Berikut isi lengkap tuntutannya:
Bagi Anda yang mengandalkan ojol untuk bepergian atau mengirim barang hari ini, sebaiknya menyiapkan alternatif.
Aksi mogok dan konsentrasi massa di pusat kota kemungkinan besar akan berdampak pada waktu tempuh perjalanan. Transjakarta, MRT, atau angkutan umum lainnya bisa menjadi pilihan sementara.
Selain itu, pengemudi yang tetap beroperasi hari ini diperkirakan akan tersebar tidak merata. Hal ini bisa membuat tarif naik secara otomatis akibat tingginya permintaan dan rendahnya pasokan driver aktif.
GARDA Indonesia menegaskan bahwa jika tidak ada tanggapan serius dari pemerintah maupun aplikator, bukan tidak mungkin aksi serupa akan kembali digelar.
Bahkan, bukan hanya di Jakarta, tapi berpotensi meluas ke kota-kota lain di Indonesia.
Dengan kata lain, unjuk rasa ini menjadi sinyal bahwa relasi antara aplikator dan mitra pengemudi masih menyisakan persoalan yang belum kunjung selesai.***