SERAYUNEWS – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI mencatatkan kenaikan harga saham setelah membagikan dividen interim sebesar Rp20,3 triliun, atau Rp153 per saham, kepada para pemegang saham.
Pembagian dividen ini dilakukan pada Rabu (15/1/2025) sebagai bentuk apresiasi terhadap dukungan investor selama perjalanan panjang BRI hingga usianya yang ke-129 tahun.
Pada perdagangan hari ini, harga saham BBRI berada di level Rp3.910, naik 2,89% dibandingkan penutupan sebelumnya. Kenaikan ini menjadi kabar baik setelah saham BBRI tertekan selama beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, pada perdagangan Selasa (14/1/2025), harga saham BBRI turun 1,3% ke Rp3.800, memperpanjang tren penurunan yang telah berlangsung tiga bulan dengan total koreksi 22% dari harga puncaknya.
Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam keterangannya menjelaskan bahwa pembagian dividen interim ini tidak mengganggu permodalan perusahaan.
“Semua kebutuhan investasi telah terpenuhi, dan cadangan untuk meng-cover berbagai risiko telah disediakan dengan memadai,” ujar Sunarso.
Dengan dividen Rp396 sepanjang 2024, yang diambil dari laba tahun 2023 dan 2024, dividend yield BBRI mencapai double digit. Angka ini menarik perhatian investor, meski harga sahamnya tengah menghadapi tekanan.
Penurunan harga saham BBRI tidak terlepas dari aksi jual investor asing yang mencatatkan arus keluar (capital outflow) sebesar Rp16,8 triliun dalam tiga bulan terakhir. Namun, investor lokal aktif menampung saham-saham tersebut.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah pemegang saham BBRI pada akhir 2024 meningkat 26% menjadi 653.247 akun Single Investor Identification (SID), bertambah 134.355 akun dalam empat bulan terakhir.
Menurut riset Verdhana Sekuritas, pelemahan saham BBRI sebagian besar disebabkan oleh write-off pada segmen kredit mikro dan ultra mikro.
Analis Nicholas Santoso dan Erwin Wijaya menilai, perlambatan pertumbuhan kredit di segmen ini perlu diantisipasi dengan diversifikasi ke sektor komersial atau korporasi.
Untuk tahun 2025, BBRI diperkirakan akan mencairkan Kredit Usaha Pedesaan (Kupedes) dalam jumlah lebih kecil guna menekan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). Langkah ini diharapkan dapat mendukung stabilitas kinerja keuangan BBRI.
Pengumuman dividen dan rencana buyback saham senilai Rp1,5 triliun memberikan sinyal positif kepada pasar. Buyback ini bertujuan menunjukkan bahwa kondisi perusahaan tetap solid meskipun menghadapi tekanan pasar.
Reaksi positif ini tercermin dari kenaikan harga saham BBRI pada hari pembagian dividen.
Meski demikian, tren fluktuasi harga saham masih dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti inflasi, suku bunga tinggi, dan sentimen pasar global.
Investor diharapkan terus mencermati perkembangan pasar serta strategi perusahaan untuk mengatasi tantangan yang ada.
Kenaikan harga saham BBRI setelah pembagian dividen menunjukkan optimisme pasar terhadap prospek perusahaan. Langkah strategis seperti buyback saham dan pengelolaan risiko yang baik menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan investor.
Dengan demikian, meskipun menghadapi tekanan jangka pendek, BBRI tetap berada pada jalur yang menjanjikan untuk pertumbuhan jangka panjang.***