SERAYUNEWS – Tanggal 22 Juni menandai asal muasal penamaan Ibu Kota Indonesia, Jakarta.
Hal ini tak lepas dari peran penting dari sosok Pahlawan Nasional, Pangeran Fatahillah.
Sejarah mencatat bahwa nama Jakarta mulai muncul sejak tahun 1527.
Pada tanggal 22 Juni 1527, Pangeran Fatahillah memimpin serangan terhadap pelabuhan Sunda Kelapa, yang merupakan salah satu pelabuhan utama Kerajaan Sunda serta pusat perniagaan bangsa Portugis.
Pangeran Fatahillah kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta saat serangan tersebut.
Peristiwa penting ini tercatat oleh para pengembara Eropa pada abad ke-16 dan kini diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta setiap tanggal 22 Juni.
Namun, perjalanan nama Jakarta tidak berhenti di situ. Pada abad ke-16, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) mengambil alih kekuasaan dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.
Nama Batavia diambil dari nenek moyang bangsa Belanda yaitu Batavieren. Mengingat lokasi geografis Jakarta mirip dengan Belanda, VOC kemudian membangun kota dengan kanal-kanal untuk mengatasi serta mengantisipasi banjir.
Pada masa kolonial Belanda, berbagai pusat pemerintahan juga didirikan di Batavia.
Selama bertahun-tahun, nama Batavia tetap digunakan hingga periode pendudukan Jepang antara tahun 1942 hingga 1945.
Pada masa pendudukan ini, nama Batavia diubah menjadi Jakarta Tokubetsu Shi.
Setelah Indonesia merdeka, nama tersebut kemudian disederhanakan menjadi Jakarta, seperti yang kita kenal sekarang.
Nama Jakarta memiliki sejarah panjang dan kaya, mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, hingga akhirnya menjadi Jakarta.
Perubahan nama ini mencerminkan berbagai periode penting dalam sejarah Indonesia, dari masa Kerajaan Sunda, kolonialisme VOC, pendudukan Jepang, hingga kemerdekaan.
Tanggal 22 Juni pun ditetapkan sebagai HUT Kota Jakarta. Warga di sana akan memperingati hari bersejarah ini hingga mengenang perjuangan Pangeran Fatahillah sebagai pencetus nama tersebut.***