Cilacap, Serayunews.com-Hujan deras yang mengguyur wilayah Barat Cilacap pada Minggu (5/1) siang kembali menyebabkan banjir lumpur. Akibatnya lumpur menutup jalan nasional Bandung-Yogyakarta tepatnya, di Dusun Cigulingharjo Desa Padangjaya Kecamatan Majenang, atau jalan menuju ke rumah Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji.
Selain di Dusun Cilopadang, banjir lumpur juga menutup jalan nasional di Dusun Nusadadi Kecamatan Cimanggu. Tepatnya di depan Pasar Rejodadi Cimanggu.
Banjir lumpur menutup jalan kurang lebih sepanjang 100 meter. Kendaraan yang melintas pun harus berhati-hati dan berjalan pelan. Sehingga mengakibatkan antrean panjang kendaraan di jalan tersebut.
Petugas dari Polsek Majenang pun harus mengatur jalannya lalu lintas, dengan sistem buka tutup. Pasalnya, jalan hanya bisa digunakan oleh satu jalur.
Selain itu, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) UPT Majenang, bersama dengan Koramil, Pos Damkar Majenang, UPT PUPR, relawan dan masyarakat pun membantu melakukan pembersihan lumpur yang menutup jalan.
Mobil pemadam kebakaran juga dikerahkan untuk menyemprot jalan yang tertutup lumpur, dan agar tidak licin. Selain itu juga didatangkan alat berat untuk mengeruk saluran drainase.
Kapolsek Majenang Kompol Tri Suryo Irianto mengatakan banjir lumpur ini diakibatkan hujan deras, dan karena pohon pinus yang ada di hutan milik Perhutani menjadi gundul. Sehingga ketika terjadi hujan deras, material lumpur tidak tertahan, dan menutup jalan yang berada di bawah hutan.
“Hujan sekitar pukul 14.00 WIB, dan lumpur dari hutan pinus milik Perhutani sudah beralih ditanami tanaman tumpangsari ini tidak ada penahan, dan turun ke jalan raya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan banjir lumpur kali ini merupakan kejadian ketiga kalinya selama masuk musim penghujan.
BPBD akan berkoordinasi dengan Perhutani, serta instansi terkait untuk melakukan penanganan secara permanen. Karena penanganan jalan dan drainase di lokasi kejadian menjadi kewenangan dari pusat.
“Diprediksi masih akan terjadi kejadian sama, karena musim penghujan masih berlangsung, dan diperkirakan puncaknya terjadi pada Bulan Februari. Jadi BPBD nanti kordinasi dengan forkopimcam, polsek, koramil, relawan dan masyarakat membuat tanggul sementara menggunakan karung plastik untuk menahan laju lumpur,” ujarnya.