Tempat wisata hutan payau pernah menjadi primadona bagi sebagian besar masyarakat Cilacap pada masanya. Sebut saja di era 90 sampai 2000-an. Para remaja masa itu sering memilih tempat ini sebagai tujuan untuk berwisata bersama pasangannya.
Cilacap, Serayunews.com
Bukan tanpa alasan hutan payau jadi tujuan. Pasalnya, para remaja di masa itu menganggap tempat yang satu ini memikili nuansa romantisme. Namun kini itu hanya tinggal cerita manis yang pernah terukir di hutan yang didominasi tanaman bakau itu.
Sejak pertengahan tahun 2000-an, lambat laun jumlah pengunjung dari hutan payau memang terus menurun. Namun di sekitar tahun 2017 eksistensi tempat wisata yang berada di Kelurahan Tritih Kulon Cilacap Utara ini sempat naik. Hal itu dikarenakan adanya tambahan wahana dan inovasi dari pihak pengelola.
“Dahulu memang jadi primadona, terutama anak remaja dan keluarga. Karena memang masih belum banyak pilihan tempat wisata waktu itu,” kata pemerihati sejarah lokal Riyadh Ginanjar Widodo kepada serayunews.com, Jumat (7/1/2022).
Menurutnya, penyebab dari berkurangnya jumlah pengunjung di hutan payau karena mulai banyak tempat wisata lain dan bertambahnya pilihan tempat untuk kongkow. Misalnya seperti coffee shop dan kafe, dimana saat itu sudah mulai muncul kebiasaan baru di kalangan remaja untuk kongkow di tempat-tempat tersebut.
“Saya pun mengalami itu, dulu biasanya nongkrong ya di pantai atau di hutan payau. Namun berjalannya waktu berpindah ke cafe atau coffee shop,” tuturnya.
Namun ia pun berharap agar pengembangan wisata hutan payau bisa ditingkatkan lagi, mengingat di tempat tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi. Serta di kemudian hari dapat kembali menjadi primadona wisata seperti di era keemasannya dahulu.
“Sebagai masyarat dan pemerihati sejarah, saya berharap hutan payau bisa kembali eksis. Karena selain tempat wisata, hutan payau juga bisa menjadi sarana edukasi bagi anak-anak tentang flaura dan fauna,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Wisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Cilacap Erni Suharti mengatakan, bahwa pengelolaan Obwis Hutan Payau merupakan di bawah kewenangan Perhutani.
“Di bawah Perhutani pengelolaanya, karena lahannya juga milik Perhutani. Dengan pemkab hanya ada perjanjian kerjasama saja, tentu terkait pengembangan ke dapan bisa didiskusikan lebih lanjut,” ujarnya.