SERAYUNEWS– Belum lama ini Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Chief Executive Office (CEO) Apple Tim Cook di Istana Merdeka pada Rabu 17 April 2024. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengutarakan keinginannya agar Apple bisa mendirikan pabrik di tanah air.
Menanggapi keinginan tersebut, Cook secara diplomatis menjawab akan mempertimbangkannya. Cook tampaknya lebih nyaman dengan Vietnam. Apple investasi di Vietnam lebih Rp 250 triliun sementara di Indonesia hanya Rp 1,6 triliun.
Sebenarnya, apa pun mulai dari pakaian olahraga Nike hingga ponsel pintar Samsung diproduksi di pusat jaringan produksi global ASEAN ini.
Ketika Amerika Serikat menghentikan perdagangan dengan Tiongkok, Vietnam mendapat manfaat dari meningkatnya minat investor multinasional sebagai lokasi alternatif untuk produksi berbiaya rendah.
Tiga puluh tahun yang lalu, Vietnam adalah salah satu negara termiskin di dunia. Saat ini
pertumbuhan ekonominya sebesar 6 hingga 7 persen per tahun selama setengah dekade terakhir menyaingi Tiongkok.
Ideologi komunis masih digunakan, tetapi partai Komunis Vietnam telah melakukan reformasi sejak 1986, dengan meliberalisasi sektor ekonomi tertentu, yakni dengan membuka pintu bisnis bagi investor asing, mengikuti langkah China.
Oposisi tidak mendapat ruang dalam politik. Para pembangkang sering kali dipenjara dan tekanan dari pemerintah menjadi lebih kejam terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Akan tetapi, mereka tetap membuka informasi dengan dunia luar. Platform media sosial seperti Facebook masih mudah aksesnya di Vietnam. Negara ini butuh investasi asing dan teknologi, untuk terus berkembang pesat.
Vietnam sadar diri bahwa tidak cukup besar untuk mengambil langkah seperti China, mengisolasi diri secara ketat di dalam tembok api besar yang mereka bangun sendiri. Akhirnya, terjadi perpaduan Partai Tunggal Marxisme yang menjalankan kapitalisme.
Rakyat Vietnam pun berpandangan sama. Komunisme hanya mereka pandang sebagai nama dan simbol, dalam keseharian mereka mencintai kapitalisme.
Sebuah survei dari Pew Research Center, ternyata 95 persen masyarakat Vietnam mendukung mendukung kapitalisme. Melansir dari theworld.org, survei pada akhir 2015 ini dilakukan terhadap 45 negara.
Tidak ada negara lain yang mereka survei mencapai angka 90 persen. Bahkan, di Amerika Serikat saja sebagai negara kapitalis hanya mencapai 70 persen.
Partai komunis otoriter menguasai Vietnam. Itu benar. Namun ideologi pendirinya tampaknya sudah hilang dari hati masyarakat Vietnam. Faktanya, Vietnam mungkin adalah salah satu negara paling pro-kapitalis di dunia.