SERAYUNEWS – Ilhan dan Mutinah, pasangan disabilitas tuna daksa warga Desa Wiramastra Kecamatan Bawang Banjarnegara ini, boleh di katakan sebagai keluarga hebat. Kekurangan fisik akibat polio yang di alami keduanya, tidak menjadikan kehidupan mereka bergantung pada belas kasihan orang lain.
“Saya menikah dengan Mutinah, sekitar tahun 2020 lalu. Mutinah orang Bobotsari Purbalingga, kami berjodoh berkat seorang teman. Kami belum di beri amanat anak dari Tuhan,” katanya, Minggu (27/8/2023).
Dari empat bersaudara, kata Ilhan, hanya dia yang berbeda dari yang lainnya. Untuk penuhi kebutuhan hidup, Ilhan membuat layangan dan di setorkan ke toko mainan di pasar Mandiraja dan Pasar Ketawis Purbalingga.
“Sehari saya bisa merangkai 50 layangan paling banyak. Kalau sudah sesuai target jumlah pesanan, langsung saya antar sendiri ke pemesan. Alhamdulillah, sudah punya motor modifikasi jadi tidak repot,” katanya.
Selain layangan, Ilhan juga bekerja serabutan sebagai buruh tani menanam hingga perawatan dengan upah Rp 60 ribu per hari. Saat kemarau, dia mendapat tambahan upah, karena pada tengah malam dia menjaga kebun pada saat ada pembagian air.
“Saya tak mau diam, semua yang di perintahkan orang lain dan bisa melakukannya, pasti saya kerjakan. Istri saya jualan kecil kecilan di rumah, untuk hiburan biar tidak kesepian,” katanya.
Ilham bersyukur, sejak menikah dia tak lagi mendapatkan bantuan dari pemerintah yang penyalurannya menggunakan kartu ATM.
“Katanya, kartunya rusak dan keblokir. Sampai sekarang, belum tahu cara perbaikinya. Tapi biarlah, hidup saya sudah bahagia seperti ini. Walau terbatas fisik, saya dan istri ingin selalu sehat sehingga bisa terus bekerja walau seadanya,” katanya.
Dari hasil bekerja, dia bisa membeli 3 ekor kambing dan beberapa ekor menthok yang dia pelihara dan menjadi tabungan.