Banyumas, Serayunews.com
Anjungan Pelayanan Mandiri merupakan aplikasi layanan Kecamatan Gumelar yang memuat berbagai informasi detail terkait wilayah rawan bencana, hingga data kependudukan detail. Untuk kebencanaan, Kecamatan Gumelar sudah mengkoordinir 10 desa dan masing-masing desa mempunyai peta kerawanan bencana.
“Saya masuk ke Kecamatan Gumelar bulan September 2020, pada saat itu terdapat 107 titik rawan longsor di Gumelar dan hal ini membuat saya sangat prihatin. Karenanya dengan menggandeng konsultan, kemudian kita membuat pola pengurangan risiko bencana melalui pemetaan potensi bencana,” kata Arif, Minggu (17/4/2022).
Dalam peta tersebut tergambar setiap bangunan yang ada pada 10 desa, baik bangunan rumah probadi maupun bangunan publik. Dan pada tiap-tiap rumah, jika diklik akan tergambar mulai dari bangunan rumah, potensi bencananya hingga jumlah penghuninya.
“Jadi jika ada bencana longsor, kita klik rumah yang terkena longsor dan akan muncul foto bentuk bangunan dan lain-lain, hal ini mempermudah kita dalam penanganan bencana dan apa saja yang dibutuhkan masyarakat terdampak,” jelas Camat Gumelar yang merupakan salah satu kandidat calon staf ahli bupati ini.
Hal yang ingin ditanamkan bagi masyarakat Gumelar, lanjut Arif, adalah membangun kesadaran akan resiko bencana masing-masing. Sehingga pola antisipasi bisa maksimal dilakukan.
Arif Triyanto yang pernah menjabat sebagai kabid pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas ini paham betul akan pencegahan dan penanganan bencana, sehingga saat bertugas di Gumelar, hal tersebut menjadi salah satu prioritas kerjanya.
“Saat ini pemotretan terhadap semua bangunan pada 10 desa tersebut sudah selesai dan nanti habis lebaran kita lounching Anjungan Pelayanan Mandiri Gumelar yang di dalamnya memuat juga peta kerawanan bencana tersebut,” tutur camat kelahiran 31 Maret 1973 ini.
Inovasi lainnya yang digulirkan Arif adalah Buku Induk Kepala Keluarga (BIKK). Dalam BIKK tercatat lengkap data kependudukan untuk semu Kepala Keluarga (KK). Mulai dari jumlah anggota keluarga, tingkat ekonomi, pekerjaan, kesehatan dan lainnya.
Dan untuk perizinan OSS juga akan diturunkan pada setiap desa. Diharapkan, masyarakat Gumelar yang jauh dari Kota Purwokerto, bisa tetap mendapatkan pelayanan perizinan ataupun kependudukan dengan mudah dan cepat, dengan difasilitasi oleh pihak kecamatan. Nantinya, semua bentuk pelayanan berbasis anjungan pelayanan mandiri tersebut, merupakan pelayanan digital, termasuk tanda tangan kades dan camat.
Untuk melancarkan semua program yang dilakukan tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, Arif mengutamakan membangun komunikasi non formal dengan para kades dan masyarakat. Pengalamannya bertugas di berbagai instansi mulai dari Kesbangpolinmas, Satpol PP, Dalbang, bagian kepegawaian hingga BPBD membuatnya lebih mudah untuk berkomunikasi dan memulai gerakan-gerakan inovasi yang melibatkan masyarakat. Sehingga Gumelar tidak hanya dikenal sebagai wilayah yang rawan bencana ataupun kantong TKI saja, tetapi juga dikenal dengan inovasinya.