Polisi mencoba mendalami latar belakang peristiwa seorang gadis belia asal Desa Rabak Wetan, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga yang dilaporkan hilang oleh orangtuanya. Setelah sepekan hilang, akhirnya berhasil ditemukan oleh polisi. Perempuan yang masih berstatus pelajar itu ternyata pergi sendiri ke Yogyakarta.
Purbalingga, serayunews.com
Kasat Reskrim Polres Purbalingga, AKP Gurbacov memastikan, peristiwa tersebut tidak ada unsur pidananya. Diketahui bahwa gadis belia itu pergi sendirian. Bahkan di Yogyakarta pun didapati hanya seorang diri di tempat kos.
“Saat ditemukan ya hanya sendirian di kos, tidak ada tujuan ke tempat teman atau saudara. Jadi ini tidak ada unsur pidananya,” kata AKP Gurbacov.
Persoalan di keluarga menjadi faktor yang menyebabkan gadis itu meninggalkan rumah. Hanya saja, polisi enggan menyampaikan lebih dalam. Pada intinya, persoalan komunikasi anak dan orangtua, dinilai menjadi sangat penting.
“Ya intinya komunikasi, memang sangat penting, apalagi zaman sekarang kan, perlu menyelaraskan apa yang menjadi kehendak anak dan orangtua,” ujarnya.
Adanya kejadian tersebut, menjadi perhatian juga bagi Psikolog Polres Purbalingga Ipda Teguh Susilo, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Ia menyampaikan bahwa banyak faktor yang dapat melatarbelakangi persoalan anak sehingga melakukan tindakan kabur atau pergi dari rumah.
“Salah satunya adalah faktor kurangnya komunikasi antara anak dan orangtua. Contohnya, anak asyik dengan dunianya sendiri, sedangkan orangtua sibuk dengan aktivitasnya sendiri,” ucapnya.
Selain itu, menurutnya persoalan anak juga bisa terjadi akibat pengaruh dari luar. Seperti sekarang ini yang merupakan era digital, dimana pola pikir anak gampang dipengaruhi perilaku dari luar. Perilaku bisa ditiru dari media sosial maupun internet yang sekarang sangat mudah diakses. Apabila tidak ada filter, hal negatif bisa mempengaruhi perilaku anak.
“Oleh karenanya diperlukan peran semua pihak mulai dari orang tua di rumah maupun guru saat di sekolah. Karena usia anak-anak masih membutuhkan perhatian agar tidak salah dalam melakukan tindakan,” katanya.
Peran orangtua sangat diperlukan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas anak. Dengan pengawasan, komunikasi dan kedekatan antara orang tua dan anak bisa menghindari perilaku negatif anak.
“Perilaku orangtua juga harus bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Karena anak bisa meniru perilaku dari orang tuanya baik perilaku positif maupun negatif. Jadikan orang tua sebagi guru di rumah,” ucapnya.
Dicontohkan, sejumlah aktivitas menurutnya bisa dilakukan agar hubungan antara orang tua dengan sang anak bisa dekat. Misalnya makan bersama, ngobrol bersama dan aktivitas lainnya yang dilakukan bersama di rumah. Sehingga bisa menjadi kontrol mencegah perilaku negatif anak.
“Jadikan rumah sebagai tempat yang nyaman bagi anak. Kalau tidak, dikhawatirkan anak akan mencari kenyamanan di luar dan dapat berpotensi pada salah pergaulan,” tegasnya.
Ipda Teguh menambahkan terkait persoalan anak, Polres Purbalingga juga membuka layanan konseling psikologi. Bagi masyarakat yang membutuhkan layanan tersebut, kami berikan konseling secara gratis. Konseling bisa dilakukan dengan mendatangi ruang psikologi Polres Purbalingga. Pelayanan psikologi bisa dilakukan pada jam kerja dengan tetap mempedomani protokol kesehatan.