SERAYUNEWS– Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas meluncurkan Mbalikmas (Mayuh Biasakna Dialek Banyumasan)
Ini merupakan aplikasi berbasis digital untuk melestarikan bahasa dan budaya Banyumasan, khususnya di kalangan siswa sekolah dasar.
Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono meluncurkan aplikasi ini pada, Kamis (3/7/2025). Ini bersamaan dengan peluncuran Portal Layanan Terintegrasi dan presentasi Inovasi Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) di Pendopo Si Panji.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono, menyampaikan bahwa Mbalikmas adalah kelanjutan dari penyusunan buku Budaya Banyumasan pada jenjang kelas 3–6 sebelumnya.
“Inovasi ini digitalisasi model pembelajaran Bahasa Banyumasan, bertujuan untuk menguatkan budaya lokal di lingkungan sekolah dasar di Kabupaten Banyumas,” katanya.
Untuk mengoptimalkan penerapannya, dinas juga telah menerbitkan surat edaran, serta menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) untuk guru dan pengawas.
Bimtek tersebut menghadirkan budayawan Banyumas Wanto Tirta dan Sungging Suharto, sebagai narasumber utama.
Program Mbalikmas telah diuji coba di lima sekolah dasar, yaitu:
Joko menyebut, uji coba itu mendapat respon positif dari guru dan siswa, membuktikan bahwa pendekatan digital dapat menjadi sarana pelestarian yang efektif.
Inovator program, Ichya Mahluqie, menjelaskan bahwa aplikasi ini menyajikan metode belajar yang adaptif, mudah, dan interaktif.
Aplikasi tersebut terintegrasi dalam platform BEKALKUDIHP dan bisa diakses publik melalui: http://bekalkudihp.banyumaskab.go.id
Fitur-fitur yang tersedia antara lain:
“Sudah ada surat edaran untuk pembiasaan penggunaan bahasa Banyumasan di lingkungan sekolah dasar setiap hari Kamis. Serta pengenalan bahasa dan budaya Banyumasan bagi siswa baru pada masa MPLS,” tambah Ichya.
Wanto Tirta, budayawan dan pegiat literasi Banyumas, menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan pentingnya membangun rasa bangga terhadap bahasa ibu.
“Bahasa ibu ini harus lestari sampai anak cucu kita sebagai bagian dari identitas budaya. Bahasa memang menunjukkan bangsa, dan dalam hal ini, dialek Banyumasan adalah bagian tak terpisahkan dari identitas Banyumas,” tegasnya.
Wanto juga berharap, Bahasa Banyumasan tak hanya menjadi bahasa tutur. Tetapi berkembang sebagai bahasa ilmu pengetahuan di sekolah, kampus, hingga lembaga resmi.
“Gerakan Mbalikmas perlu kita imbangi dengan gerakan literasi yang kuat di sekolah, kampus, desa, dan instansi. Mari kita dukung Mbalikmas dan gerakan literasi untuk memajukan Banyumas,” ujarnya.