SERAYUNEWS— Laporan terakhir PBB semakin memperlihatkan kekejaman Israel pada penduduk sipil Palestina. Bayi lahir tidak lagi dalam ukuran normal.
Laporan PBB ini sesuai dengan prediksi sebuah lembaga international yang menyatakan hampir 15.000 bayi akan lahir di Gaza antara 7 Oktober hingga akhir tahun 2023. Semuanya berada dalam risiko serius di tengah eskalasi kekerasan dan dengan pelayanan medis, air, dan makanan pada tingkat krisis. Save the Children menyampaikan hal itu pada Selasa (14/11/2023).
Ternyata kali ini, PBB melaporkan banyak bayi lahir yang mati dan para ibu terpaksa menjalani operasi caesarean tanpa anestesi yang memadai. Pejabat PBB yang baru melakukan kunjungan ke Gaza melaporkan hal tersebut pada Jumat (15/3/2024).
“Dokter (di Gaza) melaporkan bahwa mereka tidak lagi melihat bayi berukuran normal,” ungkap perwakilan Dana Kependudukan PBB untuk Palestina (UNFPA) Dominic Allen dalam konferensi pers video dari Yerusalem.
Ia juga mengunjungi rumah sakit yang masih menyediakan layanan persalinan di bagian utara Gaza.
“Yang kami lihat, tragisnya, adalah lebih banyak bayi lahir mati, dan lebih banyak kematian neonatal, yang sebagian disebabkan oleh kekurangan gizi, dehidrasi, dan komplikasi,” ujarnya.
Allen melanjutkan, jumlah persalinan yang rumit di Gaza, terjadi dua kali lipat ketimbang sebelum perang dengan Israel. Hal itu terjadi karena kondisi para ibu yang mengalami stres, ketakutan, kurang makan dan kelelahan.
“Saya secara pribadi meninggalkan Gaza minggu ini dengan melihat ketakutan dari satu juta perempuan dan anak perempuan di Gaza, terutama bagi 180 perempuan yang melahirkan setiap harinya di sana,” ungkap Allen.
Allen mengatakan pihak berwenang Israel telah menolak mengizinkan beberapa pengiriman pasokan UNFPA. Pasokan UNFPA berupa peralatan untuk bidan. Namun, mereka menghapus pasokan seperti senter dan panel surya.
“Ini adalah mimpi buruk yang lebih dari sekedar krisis kemanusiaan. Ini adalah krisis kemanusiaan yang melampaui bencana besar. Apa yang saya lihat saat berkendara melalui Gaza, benar-benar menghancurkan hati saya,” ujar Allen.
Ia mengatakan, setiap orang Palestina yang ditemuinya dan diajak bicara, selalu dalam kondisi kurus, kelaparan, dan kelelahan. Hal tersebut terjadi karena harus berjuang untuk bertahan hidup.
Semakin nyata adanya dan tak salah jika ratusan pengacara Chile menyebut Israel melakukan aksi genosida dan kejahatan perang terhadap Palestina.*** (O Gozali)