
SERAYUNEWS – Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena memiliki keutamaan luar biasa.
Puasa ini dikerjakan setiap pertengahan bulan Hijriah, tepatnya pada tanggal 13, 14, dan 15. Selain bernilai ibadah, puasa Ayyamul Bidh juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menyucikan hati dan pikiran.
Berdasarkan buku Panduan Praktis Ibadah Puasa karya Drs. E. Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim, Rasulullah SAW mewasiatkan kepada para sahabat agar senantiasa menjalankan puasa tiga hari setiap bulan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis sahih Bukhari dari Abu Darda.
Dalam wasiat tersebut, Rasulullah menyebutkan tiga amalan yang tidak pernah beliau tinggalkan selama hidup, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan, melaksanakan salat dhuha, dan tidak tidur sebelum menunaikan salat witir.
Sebagaimana dijelaskan dalam Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, bacaan niat puasa Ayyamul Bidh adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ayyaamil baidhi sunnatan lillaahi ta‘aalaa.
Artinya: “Aku niat berpuasa pada hari-hari putih, sunnah karena Allah Ta‘ala.”
Karena termasuk puasa sunnah, niat boleh dibaca setelah fajar selama seseorang belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, atau hubungan suami istri.
Mengacu pada kalender Hijriah dari Kementerian Agama (Kemenag), puasa Ayyamul Bidh pada November 2025 bertepatan dengan bulan Jumadil Awal 1447 Hijriah.
Awal bulan Jumadil Awal jatuh pada 23 Oktober 2025 dan berakhir pada 21 November 2025. Dengan demikian, puasa Ayyamul Bidh dapat dilaksanakan pada:
Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa ini secara berurutan selama tiga hari, meskipun tidak menjadi syarat mutlak.
Puasa dapat pula dilakukan secara terpisah di pertengahan bulan, selama tidak dilakukan pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa.
Secara umum, tata cara pelaksanaan puasa ini tidak berbeda dengan puasa sunnah lainnya. Pertama, diawali dengan niat.
Kedua, menjaga diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa. Puasa dapat dilakukan secara berurutan selama tiga hari atau terpisah di hari-hari pertengahan bulan.
Ulama besar Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam Majmu’ Fatawa wa Rasail menyatakan bahwa seseorang boleh berpuasa di awal, pertengahan, atau akhir bulan Hijriah, baik secara berurutan maupun terpisah.
Namun, yang paling utama adalah berpuasa pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah karena mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Meski begitu, apabila seorang muslim berhalangan atau memiliki udzur syar’i, puasa Ayyamul Bidh boleh diganti di hari lain.
Hal ini juga ditegaskan oleh Buya Yahya dalam salah satu kajiannya, bahwa mengganti puasa di tanggal lain tetap sah dan berpahala, selama dilakukan pada hari yang diperbolehkan berpuasa.
Puasa Ayyamul Bidh memiliki banyak keutamaan. Dikutip dari buku Fiqih Puasa karya M. Hasyim Ritonga, seseorang yang berpuasa tiga hari setiap bulan akan mendapatkan pahala setara dengan berpuasa sepanjang tahun. Hal ini bersumber dari hadis Rasulullah SAW:
“Barang siapa berpuasa tiga hari setiap bulan, maka sama halnya dengan puasa sepanjang tahun. Allah menegaskan hal ini dalam firman-Nya: Barang siapa yang melakukan satu kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipat pahala. Maka satu hari berpuasa bernilai seperti sepuluh hari.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih)
Selain mendapat pahala besar, puasa Ayyamul Bidh juga dipercaya memiliki manfaat spiritual dan psikologis. Menurut Al-Habib Ali bin Hasan dalam kitab Al-Fawaid Al-Mukhtaroh Li Salik Thoriq Al-Akhirah, puasa ini dapat menenangkan jiwa, mengurangi kecemasan, dan menumbuhkan ketenangan batin.
Nah itu dia jadwal puasa Ayyamul Bidh bulan November 2025.***