
SERAYUNEWS – Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu amalan sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW dan masih dipraktikkan oleh umat Muslim di berbagai negara hingga hari ini. Cek niat puasa.
Dalam literatur fikih, istilah Ayyamul Bidh berasal dari dua kata: ayyamyang berarti hari, dan bidh yang berarti putih. Secara harfiah, ia dimaknai sebagai “hari-hari putih”.
Disebut demikian karena puasa ini dilaksanakan pada saat bulan purnama, yakni tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah, saat malam terlihat paling terang dan “putih” di bawah cahaya bulan.
Tradisi ini bukan hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga menjadi momen refleksi diri bagi banyak Muslim yang ingin memperbanyak amal ibadah.
Dalam perkembangan praktik ibadah sunah, puasa Ayyamul Bidh menjadi amalan yang cukup populer karena keutamaannya yang besar dan pelaksanaannya yang mudah.
Anda tidak perlu menunggu bulan tertentu, sebab puasa ini berlaku setiap bulan Hijriah.
Pada bulan Desember 2025, waktu puasa Ayyamul Bidh bertepatan dengan 13–15 Jumadil Akhir 1447 H.
Berdasarkan kalender Hijriah yang digunakan secara global dan rujukan kalender Islam terbaru, berikut jadwal lengkapnya:
Tiga hari ini menjadi waktu yang dianjurkan bagi Anda yang ingin melaksanakan puasa Ayyamul Bidh.
Jika ingin mengikuti sunah secara optimal, Anda dapat menjalankan ketiga hari tersebut secara berurutan.
Namun dalam fikih, melaksanakan salah satunya saja juga tetap dihitung sebagai pelaksanaan puasa sunah.
Puasa Ayyamul Bidh dikenal memiliki banyak keutamaan, baik dari sisi spiritual maupun manfaat moral dan mental. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Pahala Seperti Berpuasa Sepanjang Tahun
Keutamaan pertama ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang sangat populer. Beliau bersabda:
“Berpuasalah tiga hari setiap bulan, karena setiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat, maka itu seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Karena satu amal kebaikan diganjar sepuluh kali lipat, maka tiga hari puasa dalam sebulan setara dengan 30 hari, sehingga dianggap seperti berpuasa sepanjang tahun.
Oleh sebab itu, banyak ulama menganjurkan umat Islam membiasakan diri mengamalkan puasa ini.
2. Menyucikan Jiwa dan Menenangkan Hati
Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga mengelola hawa nafsu.
Ketika seseorang berpuasa dengan sungguh-sungguh, ia sedang melatih diri untuk lebih sabar, lebih bijak, dan lebih sadar akan perilakunya. Hal inilah yang membuat jiwa terasa lebih tenang.
Beberapa ulama bahkan menyebut puasa sunah sebagai “pembersihan jiwa secara berkala”.
3. Meningkatkan Pahala dan Kedekatan Spiritualitas
Puasa Ayyamul Bidh termasuk amalan sunah yang memperbanyak pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Setiap amalan sunah memiliki nilai tersendiri, terlebih ketika dikerjakan secara konsisten seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
4. Meneladani Sunah Rasulullah SAW
Rasulullah SAW dikenal gemar menjalankan puasa di tengah bulan Hijriah.
Meneladani kebiasaan beliau tidak hanya memberikan pahala sunah, tetapi juga memperkuat keyakinan seorang hamba bahwa ia sedang mengikuti jejak terbaik yang pernah ada.
Seperti ibadah puasa lainnya, niat menjadi bagian penting sebelum menjalankannya. Berikut bacaan niat yang lazim digunakan:
Nawaitu Shauma Ayyaamal Bidh Sunnatan Lillaahi Ta’ala.
Artinya: “Aku niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’ala.”
Anda dapat mengucapkannya dalam hati setelah makan sahur atau sebelum waktu imsak.
Niat boleh dibaca menggunakan bahasa apa pun selama Anda memahami maksudnya, tetapi banyak umat Muslim memilih membaca dalam bahasa Arab sebagai bentuk mengikuti sunah.
Untuk Anda yang ingin meraih manfaat lebih dari puasa ini, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:
1. Makan Sahur yang Sehat
Pilih menu yang bergizi dan mengenyangkan, terutama yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein.
Makanan seperti oatmeal, telur, kurma, atau sup hangat dapat membantu tubuh bertahan lebih lama.
2. Hindari Aktivitas Berlebihan
Karena puasa ini sunah, tidak sedikit orang tetap menjalankan rutinitas berat.
Namun, jika Anda bisa mengatur aktivitas agar lebih ringan, tubuh akan lebih nyaman dan fokus ibadah lebih maksimal.
3. Sisipkan Doa dan Dzikir
Momen puasa dapat menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, dan berdoa di sela-sela aktivitas.
4. Jaga Niat dan Hati
Puasa sunah bukan tentang formalitas, melainkan soal keikhlasan.
Karena itu, menjaga hati tetap bersih dan niat tetap lurus adalah kunci utama agar amalan ini lebih bermakna.
Dengan ritme kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, puasa Ayyamul Bidh hadir sebagai momen retret spiritual yang sederhana namun kuat.
Selain menenangkan jiwa, Anda juga diajak untuk kembali menyadari batas diri, melatih empati, dan merasakan hubungan yang lebih dekat dengan Allah.
Di tengah rutinitas yang melelahkan, ibadah sunah seperti ini memberikan ruang bagi hati untuk beristirahat.***