Pergerakan tanah di wilayah tersebut sudah terjadi sejak Sabtu (31/10/2020). Namun tanah terus bergerak hingga mengancam rumah warga. Selain itu, pergerakan tanah ini menyebabkan jalan Aribaya-Kayuares amblas dan tidak dapat dilalui kendaraan, Senin (2/11).
Berdasarkan data yang dihimpun, untuk saat ini beberapa warga yang rumahnya terancam mengungsi ke tempat saudara. Tim dari relawan dan BPBD Banjarnegara juga mendirikan posko pemantauan bencana.
Tidak hanya itu, untuk mencegah terjadinya pergerakan tanah yang semakin meluas, warga bersama dengan para relawan melakukan kegiatan antisipasi dengan menutup rekahan tanah. Sehingga saat hujan turun air tidak masuk ke celah tanah yang dapat menyebabkan longsor.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Alam PMI Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan, kondisi cuaca Banjarnegara yang masih sering turun hujan dengan insentitas tinggi, masyarakat diminta untuk tetap waspada. Sementara keberadaan posko pantau yang dilakukan oleh para relawan ini sebagai antisipasi dan koordinasi jika terjadi bencana.
“Kewaspadaan harus ditingkatkan, kami bersama dengan tim dari BPBD dan relawan terus melakukan monitoring, termasuk menerjunkan petugas kesehatan dari Puskesmas 2 Pagentan untuk memeriksakan kesehatan warga yang mengungsi,” katanya. (oel)