SERAYUNEWS— Upaya pemerintah untuk melawan serangan siber dengan ransomware yang meretas PDN (Pusat Data Nasional) hingga saat ini pun belum membuahkan hasil.
Mirisnya lagi, data milik 282 kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di PDN terkunci dan tersandera peretas.
Pemerintah sudah mengaku gagal memulihkan data-data yang tersimpan di PDN.
Netizen pun memberi banyak tanggapan. Melalui media sosial X (twitter), beragam komentar muncul. Ada yang mengatakan ini negara lucu karena tidak ada yang mundur dan juga tidak ada yang dipecat.
Ada juga yang secara terang-terangan meminta agar mundur. Akun @rizkidwika pada jumat (28/6/2024) menyampaikan hal tersebut.
“Digaji gede tapi nggak bisa kerja. BUKAN PASRAH, BJIR. KALO PUNYA MALU, U MUNDUR.
MUNDUR, GAUSAH HARAKIRI, MUNDUR AJA CUKUP. MUNDUR.”
Ada juga netizen yang mengatakan bahwa kejadian ini adalah pelajaran berharga, jangan berikan jabatan menteri hanya karena semata balas budi, bukan karena ahli. Ini adalah pendapat dari akun @islah_bahrawi.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi II Aus Hidayat Nur memberikan kritikan menohok terkait dengan peretasan dari Pusat Data Nasional (PDN).
Aus menyinggung ucapan sesumbar Presiden Jokowi pada debat Pilpres 10 tahun lalu.
“Pak Jokowi pun dengan entengnya di tahun 2014 pernah bilang, ‘panggil programmer, 2 minggu kelar’. Kenyataannya sudah 10 tahun berlalu dunia IT kita seperti tertinggal jauh dari negara lain,” ucap Aus Jumat (28/06/2024).
Elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap peretasan ini tidak terulang di masa depan. Ia mendorong pemerintahan selanjutnya untuk belajar dari masalah terkait PDN.
“Akan menjadi sinyal lemahnya kepemimpinan bangsa di masa depan apabila Prabowo tidak melakukan perubahan signifikan dan tetap mengikuti kelemahan Jokowi yang membahayakan bangsa,” pungkasnya.*** (O Gozali)