SERAYUNEWS – Bupati Purbalingga mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat, agar memberikan perhatian terhadap tetangga terutama ibu yang sedang hamil.
Para kader-kader kesehatan, agar selalu memantau kondisi dan perkembangan ibu hamil yang ada di Purbalingga.
Hal itu merupakan implementasi dari program Pemprov ‘Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng’. Dalam Bahasa Indonesia, secara ringkas di artikan mengawasi orang hamil.
“Ketika ada ibu hamil di desa masing-masing, kader-kader kesehatan perlu memberi perhatian. Wajib mengawasi, supaya nanti ibu hamil bisa melahirkan dengan lancar. Ibunya selamat, bayinya juga sehat,” kata Bupati Tiwi, Jumat (25/8/2023).
Selain mengantisipasi kasus kematian ibu dan anak, program itu sekaligus mencegah terjadinya stunting. Sebab selama proses kehamilan, kesehatan ibu dan nutrisi bayi juga bisa di jaga.
“Tahun 2023 ini di Kecamatan Kertanegara, sudah ada 1 kasus kematian ibu dan 3 kasus kematian bayi,” ujarnya.
Walaupun angka stunting di Purbalingga masih di bawah rata-rata nasional, tetapi tahun 2024 di harapkan bisa turun 1 digit.
Berdasarkan hasil audit maternal perinatal tahun 2022 – 2023, kematian ibu di Purbalingga terbanyak terjadi di rumah sakit yakni 19 kasus. Padahal sebab kematian bisa di cegah, jika penanganannya cepat dan rujukannya tepat.
Kabupaten Purbalingga, sudah Universal Health Coverage (UHC). Bupati minta agar fasilitas kesehatan, meningkatkan mutu pelayanannya. Selain itu, bupati juga berpesan agar ada deteksi dini kepada bumil risiko tinggi untuk dapat pendampingan.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga, dr Jusi Febrianto mengungkapkan, jumlah kematian ibu di Purbalingga tahun 2023 sudah mencapai 6 kasus. Padahal, target jumlah maksimal kasus kematian ibu tahun 2023 ini adalah 9 kasus.
“Pada bulan ke 3 saja kita sudah mencapai 6 kasus. Artinya, ini warning system sudah menyala,” katanya.
Sebanyak 3 kasus di antaranya karena pendarahan, 1 infeksi dan 2 karena jantung. Dinkes Purbalingga juga mencatat, per Maret 2023 di Purbalingga terdapat 6.355 bumil. 226 di antaranya bumil dengan anemia ringan, 11 anemia berat, 106 hipertensi dan 4 bumil risiko tinggi dengan penyakit jantung.