Purwokerto, serayunews.com
Rektor UMP, Dr Jebul Suroso mengatakan, berbagai macam pendampingan yang UMP lakukan melalui PSDK sudah mampu mengubah wajah kampung. Dulu kampung itu populer sebagai kampung pengemis tersebut. Namun, kini sudah berbeda. Bahkan, sebentar lagi akan lahir para cendekia muda dari kampung tersebut, sebagai hasil dari beasiswa dari UMP.
“Sampai saat ini ada 11 anak Kampung Sri Rahayu yang kuliah di UMP dengan beasiswa penuh. Kita memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memang memenuhi kriteria untuk beasiswa. Selain aktif dalam pengajian, mereka juga harus mempunyai semangat belajar yang tinggi,” terangnya.
Baca juga: [insert page=’keren-ump-berikan-beasiswa-untuk-anak-band’ display=’link’ inline]
Beasiswa kepada anak-anak Kampung Sri Rahayu ini sudah berjalan tiga tahun terakhir. UMP menyentuh warga Kampung Sri Rahayu secara menyeluruh, mulai dari pemberdayaan ekonomi, kesehatan dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis secara rutin, kemudian pendidikan hingga sisi kerohanian.
“Jika memang ada anak yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa, maka akan kita akomodir, karena setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan,” kata Rektor lebih lanjut.
Dalam acara juguran yang ditutup dengan buka puasa bersama, hidangan makanan yang tersedia juga dari pelaku UMKM di kampung tersebut. Mulai dari penjual bakso, mi ayam, siomay, dan lainnya.
Baca juga: [insert page=’awas-pungut-tarif-parkir-di-atas-ketentuan-di-purwokerto-bisa-dipenjara-4-tahun’ display=’link’ inline]
Sementara itu, Ketua PSDK UMP, Bayu Kurniawan menjelaskan, ada lima pilar yang menjadi landasan dalam mengubah wajah Kampung Sri Rahayu. Mulai dari pembangunan iman dan takwa, penyelamatan pendidikan, ekonomi, kesehatan serta tempat tinggal yang layak. Lima pilar tersebut merupakan permasalahan yang kerap dialami kaum duafa. Dan PSDK bersama dengan UMP, terus melakukan pendampingan pada lima pilar tersebut.
“Secara bertahap terus berjalan pendampingan dan Kampung Sri Rahayu yang dulu banyak mendapat cibiran orang, sekarang sudah tidak lagi orang pandang sebelah mata. Hanya saja yang pilar terakhir, tempat tinggal yang layak masih dalam proses,” tuturnya.
Komunitas duafa yang didampingi PSDK juga terus berkembang, saat ini tidak hanya sebatas Kampung Sri Rahayu saja, tetapi meluas sampai dengan 3.700 kepala keluarga atau sekitar 20.000 jiwa.