Indonesia U20 kalah 1-2 dari Selandia Baru U20 di ajang turnamen mini jelang Piala Dunia U20. Kekalahan itu menjadi pelajaran berharga bagi anak asuh Shin Tae-yong. Kemampuan menguasai bola di babak pertama tapi berujung kekalahan
Di babak pertama, Indonesia mampu menguasi pertandingan. Bahkan, Indonesia memiliki beberapa peluang emas untuk mencetak gol. Misalnya peluang Arkhan yang tinggal berhadapan dengan kiper Selandia Baru, tapi chip Arkhan terlalu melambung.
Di babak pertama, Selandia Baru tak memiliki banyak peluang mencetak gol. Mereka hanya mengandalkan serangan udara karena memiliki pemain dengan postur lebih tinggi daripada pemain Indonesia. Tapi tak ada peluang emas yang didapatkan Selandia Baru.
Laga babak pertama berakhir dengan 0-0. Di babak kedua, Indonesia kebobolan dua gol. Gol pertama Selandia Baru oleh Oliver Colloty. Gol kedua Selandia Baru oleh Joshua Herdman di menit 70. Indonesia hanya bisa memperkecil kedudukan melalui gol Ferrari di tambahan waktu.
Kekalahan ini tentu menjadi pelajaran berharga. Masalah Indonesia yang tidak klinis di depan gawang lawan akan menjadi masalah besar. Maka, Shin Tae-yong perlu mengasah lini depanya agar lebih tajam. Jika sering gagal memanfaatkan peluang, bisa menaikkan moril lawan untuk mendapatkan kemenangan.
Indonesia juga perlu belajar bagaimana berhadapan dengan pemain yang lebih tinggi. Para pemain Indonesia kerepotan ketika duel udara dengan para pemain Selandia Baru yang memang lebih tinggi. Kalah postur jika tidak diantisipasi dengan baik bisa berbuah petaka di depan gawang sendiri.
Setelah kalah dari Selandia Baru, Indonesia U20 akan melawan Guatemala U20 pada Selasa (21/2/2023). Laga melawan Guatemala akan jadi laga terakhir dalam turnamen mini ini. Ajang ini memang jadi pemanasan bagi Indonesia U20 yang akan main di Piala Asia U20 bulan depan dan Piala Dunia U20 pada Mei sampai Juni. Di ajang Piala Dunia U20, Indonesia menjadi tuan rumah.