Merokok menjadi aktivitas yang menuai pro dan kontra. Lalu, sebenarnya mulai kapan merokok mulai muncul di Pulau Jawa? Tulisan dari Peter Boomgaard yang berjudul “Maize and Tobacco in Upland Indonesia ,1600-1940” memberi gambaran.
Dari tulisan itu diketahui, aktivitas merokok sudah lama dilakukan warga di Pulau Jawa. Sebuah babad Jawa menjelaskan bahwa aktivitas merokok pertama kali terjadi pada tahun 1601. Tapi, sumber Eropa menjelaskan bahwa aktivitas merokok tembakau yang pertama kali dilakukan di Pulau Jawa yakni pada 1603.
Versi sumber Eropa, perokok pertama di Pulau Jawa adalah orang di Banten. Kemudian, pada tahun 1624, kebiasaan merokok telah menyebar di banyak tempat di Pulau Jawa. Salah satunya di Kerajaan Mataran. Saat itu, merokok telah menjadi kebiasaan di Kerajaan Mataram.
Pada tahun 1644, seorang peneliti Jerman memberi penilaian tentang merokoknya orang Jawa. Disebutkan bahwa orang Jawa sangat doyan merokok, seperti orang Jerman.
Lalu dari mana tembakau didapatkan. Ada kemungkinan tembakau didapatkan dari China. Diketahui, ada aktivitas impor tembakau dari China pada tahun 1643-1644. Di tahun itu diketahui adanya penjualan tembakau China di Batavia.
Bukan hanya impor, sebuah kabar menjelaskan bahwa ada orang China yang membudidayakan tembakau di Batavia. Karena itulah mungkin stok tembakau makin berlimpah.
Selain dugaan tembakau dari China, ada juga yang menduga tembakau di Pulau Jawa didapatkan dari Filipina. Ada aktivitas impor dari Filipina. Diketahui, orang Filipina lebih dahulu mengenal tembakau dari orang Jawa.
Disebutkan pada 1570 sudah ada tembakau dan rokok di Filipina. Pada tahun itu, tembakau dan merokok di Filipina diperkenalkan oleh orang Meksiko.
Kembali ke Batavia, pada tahun 1656, VOC mulai mengeksploitasi tembakau. Artinya, sudah dilakukan budidaya tembakau di Batavia. Sementara, mereka yang mengekspor tembakau ke Jawa dikenai tarif pajak.
Setelahnya, tembakau makin merajalela untuk dibudidayakan. Di beberapa tempat selain Batavia, budidaya tembakau pun dilakukan. Alhasil, merokok pun menjadi pemandangan yang tak lagi langka di Jawa.
Pada tahun 1800-1830, tembakau mulai banyak dibudidayakan. Di Jawa Tengah, beberapa daerah menjadi sentra tanaman tembakau misalnya di Kedu, Kendal, Banjarnegara, Wonosobo, dan Batang. Di Jawa Timur, sentra penanaman tembakau di antaranya di Malang, Jember, Lumajang.
Bahkan, untuk tembakau dari Kedu juga diekspor ke daerah lain. Misalnya ke Minangkabau, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi. Hingga saat ini beberapa daerah di Pulau Jawa menjadi penghasil tembakau.
Referensi:
Peter Boomgaard: Maize and Tobacco in Upland Indonesia ,1600-1940.