SERAYUNEWS– Kasus baru antraks terjadi di Padukuhan Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tiga orang dilaporkan meninggal, akibat mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak dan sudah dikuburkan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menerima laporan, tiga warga Kelurahan Candirejo meninggal dalam rentan waktu Mei-Juni 2023. Dari tiga kasus yang meninggal, satu kasus telah dilakukan pengambilan sampel dan diagnosis suspek antraks.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, Dokter Imran Pambudi mengatakan, Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait bersama Satgas One Health Kecamatan Semanu tengah memberikan pengobatan profilaksis kepada populasi terpapar untuk pencegahan.
Menurutnya, hingga saat ini ada sebanyak 125 orang yang diberikan pengobatan profilaksis di Kabupaten Gunung Kidul, 87 diantara mereka berstatus seropositif. Seropositif artinya pasien pernah terpapar antraks, tetapi tanpa gejala klinis. Hal itu disebabkan karena di dalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi.
”Jadi 87 orang itu adalah yang seropositif tanpa gejala. Oleh karena itu tidak bisa kita masukan ke dalam katagori positif antraks, dan inilah orang-orang yang akan diberikan pengobatan profilaksis,” ujar Dokter Imran pada konferensi pers secara daring, dikutip serayunews.com, Jumat (7/7/2023).
Melansir laman resmi Kemenkes RI, sejak tanggal 18 hingga 26 Mei 2023 terjadi kematian mendadak pada sejumlah hewan ternak. Kematian ternak terjadi pada sapi dan kambing milik warga Padukuhan Jati. Hewan ternak yang mati itu lalu dipotong dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi.
Salah satu warga berinisial WP, sempat memotong hewan ternak yang mati mendadak. WP kemudian mengeluhkan demam, pusing, batuk, pembengkakan kelenjar dan perut bengkak.
Dinas Kesehatan bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunung Kidul kemudian melakukan pengambilan sampel pada tanah tempat WP memotong hewan tersebut untuk diteliti. Hasilnya, pada tanggal 1 Juni 2023 telah diketahui positif spora antraks dari sampel tanah yang diambil.
Pada tanggal 3 Juni 2023, WP akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta. Kemudian petugas melakukan pengambilan sampel darah WP dengan diagnosis suspek antraks. Sehari setelah pengambilan sampel darah, kakek berusia 72 tahun itu dinyatakan meninggal.