SERAYUNEWS – Prof. Sisunandar dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) merupakan penemu Kelapa Kopyor Cungap Merah. Kelapa kopyor tersebut bukan kelapa kopyor biasa. Ini merupakan varietas baru, pohonnya memiliki produktivitas tinggi, rasa khas, dan nilai ekonomi yang luar biasa.
Temuan Prof Sisunandar ini akan dimasifkan perkembangannya di Kabupaten Banyumas. Tujuannya agar Banyumas memiliki komoditi yang khas, seperti Durian Bawor misalnya. Langkah awal pengembangan kelapa kopyor ini, UMP memilih Desa Dawuhan Kecamatan Banyumas sebagai lokasi pertama untuk penanaman.
“Kenapa di Banyumas, karena lokasinya bagus, kemudian Banyumas juga sebagai kawasan wisata, religi, budaya dan agro. Dan kita tau di Banyumas nilai ekonomi kreatifnya main, dan sangat potensial untuk wisata,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof. Dr. Jebul Suroso, usai penanaman benih kelapa, Minggu (09/08/2025) pagi.
Simbolis penanaman bibit kelapa kopyor ada di dekat area makan makam almarhum RM Margono Djojohadikusumo, kakek Presiden Prabowo Subianto, di Desa Dawuhan, Kabupaten Banyumas. Nantinya akan ada lokasi lain untuk penanaman yang lebih banyak.
“Kenapa ditanam di situ, kita pilih lokasi yang mudah diliat dan diakses orang, nantinya sudah ngobrol sama Pemdes Dawuhan, ada lokasi lagi yang bisa ditanami,” ujarnya.
Dalam rancangannya, ke depan nantinya tidak hanya di Desa Dawuhan Kecamatan Banyumas. Setiap kecamatan harus ada tahapan kelapa kopyor varietas ini. Sehingga persebarannya akan mereka di wilayah Kabupaten Banyumas.
“Rencananya nanti akan ada di setiap kecamatan, khususnya wilayah yang banyak pohon kelapa, seperti Cilongok,” katanya.
Rektor menambahkan, momen ini juga menjadi panggung peluncuran program “Profesor Berdampak”, sebuah inisiatif UMP yang mendorong para guru besar untuk menghadirkan karya dan aksi yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Penanaman kelapa kopyor ini adalah simbol bahwa setiap pengetahuan yang kita tanam, kelak harus berbuah manfaat,” kata dia.
Program “Profesor Berdampak” yang diluncurkan UMP akan memuat agenda kerja nyata para profesor di berbagai bidang, mulai dari riset terapan, pemberdayaan masyarakat, hingga inovasi yang menyentuh langsung kebutuhan publik. UMP menargetkan program ini menjadi model kontribusi akademisi yang relevan dengan tantangan zaman.
“Kami ingin memberi pesan bahwa seorang profesor tidak boleh berhenti di gelar akademiknya. Ilmu harus berdampak, harus dirasakan oleh masyarakat. Penanaman kelapa kopyor ini adalah simbol bahwa setiap pengetahuan yang kita tanam, kelak harus berbuah manfaat,” kata dia.