Baturraden, Serayunews.com- Sejumlah keluarga Sertu Anumerta Dita Ilham Primojati, korban jatuhnya Helikopter MI-17 TNI AD di Papua, memangis histeris saat Sertu Anumerta Dita hendak dimakamkan. Bahkan ketika hendak dimasukan ke liang lahat tangis keluarganya pun pecah, Selasa (18/2).
Seperti tangisan yang keluar dari mata Kakak Pertama Sertu Arnumerta Dita, yakni Ibnu, dirinya tak kuasa membendung tangis saat mengumandangkan Adhzan ketika jenazah hendak dimasukan ke liang lahat di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Desa Kemutug Kidul. Tangisan tersebut mengundang tangisan pihak keluarga lainnya.
Seusai pemakamannya, Ibnu mengaku sudah menghitung kabar kepastian adiknya tersebut. Selama 232 hari pihak keluarganya menunggu kabar. Hingga akhirnya mendapati kabar bahwa adiknya sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia beberapa hari lalu.
“Dia itu anaknya mudah bergaul, tidak gampang baperan pokoknya. Kami sering bermain bersama,” ujar dia sembari menahan air matanya.
Menurut Ibnu, pihak keluarga sengaja memilih agar almarhum dimakamkan di TPU Desa Kemutug Kidul. Lantaran, pihak keluarga ingin selalu dekat dengan makam almarhum.
“Pahlawan tidak harus dimakamkan di makam pahlawan, kita ingin lebih dekat saja,” kata dia.
Prosesi pemakaman tersebut dilakukan dengan cara militer, dimana jenazah datang dari ke rumah duka pada Senin (17/2) malam. Hingga kemudian pada Selasa (18/2) pagi sekitar pukul 10.30 WIB, jenazah dimakamkan. Selain kerabat, sejumlah masyarakat juga hadir dalam pemakaman tersebut.
Menurut keterangan, Kepala Bengkel Pusat Penerbangan Angkatan Darat, Skuadron 31 Serbu Semarang, Kolonel CPn Heri Kriswanto yang juga bertindak sebagai inspektur upacara pemakaman, mewakili dari TNI AD mengucapkan bela sungkawa kepada pihak keluarga.
Selain itu, Heri juga menceritakan terkait lokasi helikopter tersebut jatuh. Dimana medannya cukup ekstrim sehingga perlu waktu untuk melakukan evakuasi.
“Saat itu, dalam perjalanan untuk melakukan evakuasi dari Oksibil ke Sentani di tengah perjalanan tim juga terjebak cuaca buruk. Para korban ditemukan di ketinggian 12 ribu kakai di pengunungan Mandala,” kata dia.
Wajar, jika area tersebut sulit ditemukan, lantaran kerap kali terutup awan, sehingga sulit dijangkau oleh tim SAR. Dari informasi yang ada di pihaknya, Helikopter yang jatuh murni akibat kecelakaan.
“Helikopter itu melewati pegunungan bintang, lokasi kecelakaan. Kecelakaan ini murni karena cuaca buruk,” ujarnya.(san)