SERAYUNEWS- Kementerian Agama (Kemenag) siap mengoptimalkan madrasah untuk mendukung program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan perlunya sinergi lintas sektoral guna memutus mata rantai kemiskinan, terutama melalui sektor pendidikan.
“Sekolah Rakyat yang paling nyata itu adalah madrasah,” ujarnya usai melakukan MoU dengan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Selasa (11/3/2025).
Menurut Nasaruddin Umar, dari total 42 ribu madrasah yang ada, masyarakat mengelola sekitar 60 persen di antaranya. Ini menjadi potensi besar yang bisa berkembang melalui Program Sekolah Rakyat.
Keberadaan madrasah yang telah mengakar di masyarakat menjadikannya sangat layak untuk dijadikan basis pelaksanaan Sekolah Rakyat.
“Madrasah itu harus diperkuat. Dengan jumlah yang begitu banyak, madrasah bisa menjadi ujung tombak dalam memberikan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu,” tambahnya.
Sinergi antara Kemenag dan Kementerian Sosial (Kemensos) secara resmi tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan menyukseskan program pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.
Tim teknis dari kedua kementerian akan meindaklanjuti kolaborasi ini untuk mempercepat realisasi Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia.
“Kami hadir di sini untuk memperkuat koordinasi dalam menjalankan tugas pengentasan kemiskinan dan mendukung Sekolah Rakyat,” kata Gus Ipul.
Ia menambahkan bahwa program Sekolah Rakyat selaras dengan amanat UUD 1945 Pasal 34 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan bahwa penanganan kemiskinan tidak hanya mencakup aspek material, tetapi juga spiritual.
UU Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin menyebutkan bahwa pengembangan potensi diri mencakup bimbingan mental, spiritual, dan keterampilan.
“Karena ada unsur spiritual dalam penanganan kemiskinan, maka kehadiran Kemenag menjadi sangat strategis,” ujar Gus Ipul dilansir dari laman Kemensos.
Gus Ipul menegaskan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat bertahap di seluruh Indonesia dengan target utama anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
“Kami ditugaskan Presiden untuk menyelenggarakan Sekolah Rakyat yang akan menampung siswa-siswi dari keluarga miskin,” tegasnya.
Konsep Sekolah Rakyat akan berbasis asrama dan gratis mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas.
Tujuannya adalah mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan hidup.
“Jika setiap tahun bisa dibangun 100 Sekolah Rakyat dengan kapasitas seribu siswa, maka dalam lima tahun akan ada 500 ribu anak yang menjadi agen perubahan untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya,” ujar Gus Ipul.
Ia menekankan bahwa transmisi kemiskinan antargenerasi bisa terputus melalui pendidikan berkualitas.
“Anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, jika diberikan kesempatan dan pendidikan yang layak, akan menjadi anak-anak yang kuat dan mandiri,” tambahnya.
Dalam mendukung program ini, peran Kemenag menjadi sangat krusial. Madrasah yang telah mengakar di masyarakat bisa menjadi model bagi Sekolah Rakyat.
Gus Ipul bahkan mengusulkan konsep Madrasah Rakyat di bawah naungan Kemenag untuk memperluas jangkauan program ini.
“Madrasah Rakyat ini bisa menjadi basis pendidikan berbasis spiritual dan karakter yang kuat. Jika Sekolah Rakyat berbasis umum ada di bawah Kemensos, maka Madrasah Rakyat bisa dikembangkan oleh Kemenag untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan dan moral di kalangan siswa,” ujar Gus Ipul.
Dengan potensi 42 ribu madrasah yang tersebar di seluruh Indonesia, program Sekolah Rakyat akan mampu mencetak generasi cerdas, berkarakter, dan memiliki daya saing tinggi di masa depan.
Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat kolaborasi lintas sektoral demi terwujudnya kesejahteraan sosial yang merata melalui pendidikan.***