SERAYUNEWS – Setiap tahun, saat Imlek tiba, suasana penuh kemeriahan dan warna-warni menyelimuti berbagai penjuru, terutama di komunitas Tionghoa.
Salah satu warna yang paling mendominasi adalah merah. Dari lentera hingga angpao, warna ini tampak di mana-mana dan selalu mencuri perhatian.
Namun, di balik keindahan warna merah itu, terdapat makna yang mendalam. Dalam tradisi Tionghoa, merah melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan.
Kepercayaan ini telah mengakar kuat dalam budaya, menjadikan warna merah sebagai pelindung dari roh jahat dan pembawa berkah.
Mari telusuri lebih jauh tentang asal-usul dan signifikansi warna merah dalam perayaan Imlek ini.
Dalam budaya tradisional Asia Timur, warna hitam dan putih biasanya diasosiasikan dengan suasana duka, seperti pada pemakaman atau masa berkabung.
Oleh karena itu, mengenakan pakaian berwarna ini selama Imlek dapat menjadi pertanda buruk, bahkan dapat menarik kemalangan dan kematian ke dalam hidup.
Warna merah dalam budaya Tionghoa mewakili keberuntungan dan kebahagiaan. Masyarakat percaya bahwa warna ini dapat menarik rezeki dan menghindarkan nasib buruk.
Ketika Tahun Baru tiba, banyak orang mengenakan pakaian merah dan menghias rumah dengan dekorasi berwarna merah sebagai harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Cerita tentang monster bernama Nian adalah salah satu alasan utama mengapa merah menjadi warna dominan saat Imlek.
Konon katanya, Nian muncul pada malam Tahun Baru untuk mengganggu desa dan memakan hasil panen.
Penduduk desa menemukan bahwa monster ini takut pada warna merah, sehingga mereka mulai menghias rumah dengan dekorasi merah untuk mengusirnya. Legenda ini telah menjadi bagian penting dari tradisi Imlek.
Saat Imlek, dekorasi merah sangat melimpah, mulai dari lentera, banner, hingga potongan kertas Cina (jianzhi) di jendela dan pintu rumah.
Ini bukan hanya untuk mempercantik suasana, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan harapan dan perlindungan.
Setiap elemen dekorasi merah memiliki makna dan tujuan untuk menciptakan atmosfer yang ceria dan penuh semangat di rumah.
Memberikan angpao yang merupakan amplop merah berisi uang adalah tradisi khas saat Imlek.
Angpao biasanya diberikan kepada anak-anak dan orang lebih muda sebagai simbol berkah dan harapan untuk keberuntungan di tahun yang baru.
Tradisi ini tidak hanya menyebarkan kebaikan, tetapi juga memperkuat ikatan antar anggota keluarga dan komunitas, menciptakan rasa kebersamaan yang kuat selama perayaan.
Dari sudut pandang psikologi, warna merah diasosiasikan dengan energi, semangat, dan kehangatan.
Menggunakan warna ini selama perayaan dapat meningkatkan suasana hati dan menciptakan perasaan positif di antara orang-orang.
Saat Imlek, kehadiran warna merah membantu menciptakan atmosfer yang penuh keceriaan dan harapan, memperkuat rasa kebersamaan di antara keluarga dan teman-teman.
Dengan lima poin ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang makna warna merah dalam perayaan Imlek, serta bagaimana ini membentuk tradisi dan semangat masyarakat Tionghoa.
Warna merah dalam perayaan Imlek bukan hanya sekedar dekorasi, tetapi sarat dengan makna yang mendalam.
Dengan kehadiran warna merah, Imlek menjadi waktu untuk merayakan harapan baru dan menguatkan ikatan antar keluarga serta komunitas.
Setiap elemen merah dalam perayaan ini mengingatkan kita akan pentingnya keberuntungan dan kebahagiaan dalam kehidupan.
Mari sambut Imlek dengan semangat positif dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Selamat merayakan Imlek!***