SERAYUNEWS-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jateng melakukan sejumlah langkah untuk mengendalikan inflasi di daerah. Salah satunya dengan menggandeng Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng melaksanakan operasi pasar sebanyak 481 kali di 35 kabupaten/kota se-Jateng pada periode Januari-Mei 2025.
Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra memaparkan hal tersebut dalam kegiatan “Capacity Building & Media Briefing Stakeholders Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Wilayah Provinsi Jawa Tengah” yang digelar di Jakarta, Jumat (20/6/2025). Pihaknya optimistis inflasi di wilayahnya khususnya yang bersumber dari sektor pertanian tetap terkendali di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Inflasi insyaallah masih dalam rentang 2,5 persen plus minus 1 persen,” ungkapnya.
Dia menyampaikan kondisi cuaca saat sekarang tidak menentu karena masih sering terjadi hujan meskipun sudah memasuki musim kemarau. Sehingga, berdampak terhadap sektor pertanian khususnya tanaman padi dan cabai.
Banjir akibat hujan lebat maupun banjir air pasang atau rob dapat mengakibatkan tanaman padi menjadi puso yang berdampak pada penurunan produksi beras. Selain itu, hujan lebat juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
“Namun, ini bisa kita siasati tentunya dengan berbagai macam cara, misalnya dengan menanam benih padi unggul di daerah pantai yang sering terendam air. Sehingga, tidak terganggu produksinya. Kemudian kalau cabai ya pakai green house,” paparnya.
Bank Indonesia dan TPID juga telah memberikan bantuan berupa green house bagi petani cabai di Kabupaten Magelang, Wonosobo, dan Demak. Pihaknya mengharapkan dengan adanya bantuan green house tersebut, produksi cabai tetap stabil di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Untuk ketersediaan pasokan, TPID melakukan penanggulangan organisme pengganggu tanaman di Kabupaten Semarang, Grobogan, dan Sragen melalui gerakan gropyokan (pembasmian) tikus serta melalui pembangunan rubuha atau rumah burung hantu. Kita juga menambah mitra-mitra baru sebagai champion Cabai,” kata Rahmat.
Sementara itu, Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny mengatakan salah satu isu adalah dalam pengendalian inflasi adalah regenerasi petani karena penurunan jumlah petani, terutama petani muda, dapat mengancam ketahanan pangan dan stabilitas harga.
Oleh karena itu, pihaknya bersama TPID di wilayah kerja KPw BI Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara terus mendorong pertumbuhan petani muda atau milenial. “Pada semester pertama tahun 2025 ini telah ada dua klaster petani milenial,” kata dia yang hadir secara daring.
Kemudian, untuk mendorong regenerasi petani tersebut, kata dia, akan diluncurkan sekolah petani untuk mengedukasi petani-petani muda terkait dengan pola pertanian yang baik.