Banjarnegara, serayunews.com
Untuk mendapatkan listrik dari tenaga surya, pesantren yang ada di Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang ini memasang instalasi PLTS hasil kerjasama dengan Universitas Diponegoro Semarang (Undip).
Jaka Windarta, ketua tim pengabdian LPPM Undip Semarang mengatakan, PLTS cukup strategis ditempatkan di Indonesia karena berada di garis khatulistiwa. Banjarnegara sendiri memiliki serapan cahaya matahari yang cukup. Di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin menerapkan sistem panel atap yang dipasang pada atap masjid.
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan sistem on-grid bisa dijadikan satu alternatif untuk mengurangi biaya tagihan listrik. Sebab PLTS ini bisa bekerja secara bersamaan dengan PLN, sehingga listrik yang dihasilkan oleh PLTS akan mengurangi tagihan listrik PLN.
“Dari instalasi ini kami hubungkan ke gedung tata usaha pondok, untuk instalasi ini memiliki kapasitas daya terpasang 3520VA. Dengan menerapkan PLTS berkapasitas 1.350 Watt, dengan ini maka dapat mengurangi tagihan listrik hampir setengah dari biaya normal,” katanya.
Dikatakannya, PLTS dengan kapasitas 1.350 Wp, dapat memproduksi energi 5 sampai 7 kWh tiap harinya. Artinya, dengan adanya PLTS ini, Pondok dapat menghemat biaya tagihan tiap bulannya sampai dengan Rp 250 ribu.
Pengasuh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin KH M. Chamzah Hasan mengatakan, pesantren sangat mendukung program PLTS. Sebagai sampel sudah terbukti cukup membantu pengeluaran pesantren.
“Kita ada 2.500 santri yang semuanya membutuhkan listrik. Tentu ini sangat membantu. Dan paling penting, ini mendukung program pemerintah,” katanya.
Meliat kondisi ini, maka ke depan akan dikembangkan hingga semua titik gedung di pesantren memiliki akses tersebut, dan ini tentunya akan sangat membantu. Lembaga yang ia pimpin sendiri memiliki tiga pendidikan formal dari jenjang MTs hingga perguruan tinggi.
“Secara matematis, kami diuntungkan ganda. Pengeluaran menjadi hemat, di sisi lain kami membantu mempercepat program energi baru terbarukan,” katanya.