SERAYUNEWS – Upaya memperkuat perekonomian desa kini semakin digencarkan melalui pemberdayaan petani hortikultura. Paguyuban Hortikultura Cilacap (PHC) Desa Karangsari, Kecamatan Adipala, menjadi salah satu kelompok yang mendapatkan program pendampingan ketahanan pangan berbasis technopreneurship.
Program ini digagas oleh tim dosen dan mahasiswa Universitas Al-Irsyad Cilacap (UNAIC) yang dipimpin oleh Nuni Wulansari, SE, MM sebagai Ketua Kelompok Pengabdian Masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, Nuni didampingi oleh Indra Rachmawati, S.E., M.Si, Dede Yusuf, S.Kom, M.Kom, serta mahasiswa Khaibar Aziz, Ramadhanni Safira Qurrota Ayun, dan Nurrahma Azizah. Tim ini berkomitmen menghadirkan solusi konkret untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura Desa Karangsari.
Program tersebut hadir untuk menjawab persoalan utama yang selama ini dihadapi petani Karangsari. Di lapangan, terdapat tiga masalah mendasar: keterbatasan pengetahuan produksi, lemahnya strategi pemasaran, serta manajemen usaha yang belum optimal.
“Petani di Karangsari sebenarnya punya sumber daya alam melimpah, terutama hasil pokcoy. Namun, tanpa inovasi dan strategi pemasaran yang tepat, nilai ekonominya masih belum maksimal,” jelas tim pengabdian.
Untuk mengatasi persoalan produksi, tim memberikan pelatihan diversifikasi olahan pokcoy menjadi bubuk dan stik siap saji. Selain meningkatkan nilai tambah, produk turunan ini juga berpotensi memperluas pasar.
Tidak berhenti di situ, pelatihan desain kemasan menggunakan aplikasi Canva dilakukan agar produk memiliki tampilan lebih menarik dan sesuai standar pasar modern.
Dari sisi pemasaran, para petani Karangsari diajarkan membuat flyer digital serta mengelola media sosial seperti Facebook dan Instagram. Bahkan, strategi iklan berbayar melalui Facebook Ads juga dikenalkan sebagai salah satu cara memperluas jangkauan promosi.
“Kami ingin agar petani tidak hanya bisa menjual di pasar tradisional, tetapi juga berani memanfaatkan platform digital,” terang salah satu anggota tim pengabdian.
Selain inovasi produksi dan pemasaran, aspek manajemen usaha juga mendapat perhatian khusus.
Pelatihan perhitungan harga jual dan pengelolaan keuangan sederhana menjadi bagian penting agar para pelaku usaha tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga memahami konsep keberlanjutan usaha.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui lima tahapan, yaitu sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan evaluasi, hingga tahap keberlanjutan program.
Metode tersebut memastikan masyarakat tidak hanya menerima teori, tetapi juga mampu mempraktikkannya secara nyata.
Program technopreneurship di Desa Karangsari memberikan dampak signifikan. Pertama, masyarakat kini lebih mudah dalam menjalankan proses produksi dengan memanfaatkan teknologi sederhana.
Kedua, kualitas produk hortikultura meningkat, baik dari segi kemasan maupun standar hasil olahan.
Ketiga, inovasi ini membuka peluang usaha berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kuantitas produksi yang berdampak langsung pada perekonomian keluarga petani.
Faktor pendukung juga menjadi penentu keberhasilan. Selain ketersediaan bahan baku pokcoy yang murah dan melimpah, semangat sumber daya manusia di Karangsari terbilang tinggi.
Dukungan dari Kepala Desa Karangsari, Kecamatan Adipala, serta kerja sama dengan pemerintah daerah memperkuat posisi program ini untuk terus berjalan.
Ke depan, kelompok PHC diarahkan untuk aktif mengikuti pameran maupun bazar yang diselenggarakan di Kabupaten Cilacap hingga wilayah di luar daerah.
Langkah ini diharapkan memperluas jaringan pemasaran dan memperkenalkan produk unggulan Desa Karangsari ke masyarakat lebih luas.
Komunikasi yang terjalin baik dengan perguruan tinggi juga membuka peluang PHC menjadi kelompok binaan secara berkelanjutan.
Dengan begitu, program tidak hanya selesai pada tahap pengabdian, tetapi bisa terus berkembang secara mandiri.
Atas terselenggaranya kegiatan ini, tim dosen dan mahasiswa UNAIC menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung.
Ucapan terima kasih diberikan kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Kepala Desa Karangsari, Kecamatan Adipala, Universitas Al-Irsyad Cilacap (UNAIC), serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNAIC.
Kerja sama lintas sektor ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara masyarakat, perguruan tinggi, dan pemerintah dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendorong perekonomian desa.***