SERAYUNEWS – Universitas Al Irsyad Cilacap (UNAIC) kembali menghadirkan terobosan untuk mendukung keberlangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis potensi lokal.
Melalui program hibah Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbudristek 2025, UNAIC memperkenalkan teknologi Nanochitomin serta platform e-commerce sebagai langkah nyata memperkuat industri olahan laut khas Cilacap.
Inovasi ini lahir dari penelitian panjang tim UNAIC yang telah digarap sejak 2018. Nanochitomin dirancang untuk mengatasi masalah klasik UMKM pengolahan hasil laut, yaitu keterbatasan daya simpan produk.
Melalui kombinasi bahan alami berupa chitosan, curcumin, surfaktan, dan ko-surfaktan, formula ini bekerja sebagai pengawet alami.
Teknologi tersebut membuat produk seperti kerupuk tenggiri, sambal laut, hingga olahan ikan bisa bertahan lebih lama tanpa mengurangi rasa dan kandungan gizi.
Keunggulan Nanochitomin tidak berhenti di situ. Teknologi ini dipadukan dengan metode sterilisasi pemanasan kering sehingga menghasilkan produk yang lebih higienis, aman dikonsumsi, dan siap bersaing di pasar modern.
Dengan daya tahan yang lebih panjang, produk UMKM Cilacap berpeluang menembus marketplace nasional hingga pasar ekspor.
Program pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Zulfikar Yusya Mubarak, M.Kom, dosen S1 Bisnis Digital UNAIC, dengan dukungan tim pelaksana yang terdiri dari Apt. Denih Agus Setya Permana, M.Farm, Fajar Nurwibowo, SE., MM, Nabilla Ar Rohmah, Fadhilah Azmi Iffat, dan Mohammad Roihan Arkaan.
UNAIC juga menggandeng UMKM Mina Rasa yang dikelola oleh Nurohman. UMKM ini membawahi sekitar 20 pelaku usaha kecil di Cilacap yang bergerak di bidang olahan laut.
Melalui sinergi ini, inovasi Nanochitomin diharapkan dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh para pelaku usaha lokal.
Menurut Zulfikar, inovasi tersebut menjadi solusi nyata bagi pelaku UMKM.
“Selama ini kelemahan utama UMKM olahan laut adalah produk yang cepat basi. Dengan Nanochitomin, daya simpan bisa lebih panjang sehingga peluang masuk ke pasar modern, marketplace nasional, bahkan ekspor lebih terbuka,” jelasnya.
Selain menghadirkan teknologi pengawetan alami, UNAIC juga menyiapkan strategi pemasaran digital untuk memperluas jangkauan produk.
Website e-commerce www.khas-cilacap.id resmi diluncurkan sebagai etalase daring produk UMKM. Platform ini dilengkapi dengan integrasi marketplace dan media sosial sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian.
Tidak hanya itu, setiap kemasan produk kini dilengkapi dengan QR Code yang langsung terhubung dengan katalog digital.
Dengan sistem ini, konsumen dapat lebih mudah mengenal produk, memesan secara cepat, serta mendapatkan informasi mengenai keunggulan olahan laut Cilacap.
Langkah digitalisasi ini sekaligus menjadi upaya branding. UNAIC berharap citra produk lokal bisa lebih kuat, tidak hanya di pasar regional, tetapi juga bersaing di tingkat nasional.
Dengan dukungan teknologi dan pemasaran digital, UMKM Cilacap diharapkan mampu bertahan dalam persaingan industri makanan olahan yang semakin ketat.
Pengembangan teknologi Nanochitomin dan e-commerce menegaskan komitmen UNAIC sebagai mitra strategis bagi UMKM Cilacap.
Perguruan tinggi ini tidak hanya fokus pada penelitian akademik, tetapi juga menghadirkan solusi yang langsung bisa diterapkan untuk menjawab kebutuhan pelaku usaha.
Dengan potensi bahari yang melimpah, Cilacap memiliki peluang besar untuk terus mengembangkan industri makanan olahan.
Kehadiran UNAIC dengan dukungan teknologi inovatif dan strategi pemasaran digital menjadi dorongan penting bagi peningkatan daya saing UMKM di daerah pesisir selatan Jawa ini.
Melalui program ini, UNAIC berharap pertumbuhan UMKM olahan laut Cilacap tidak hanya memberikan nilai tambah bagi produk, tetapi juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat perekonomian lokal berbasis potensi bahari.***