Ini adalah cerita rakyat yang berkembang di daerah Donan Cilacap. Di masa lalu, Adipati Donan dan warga resah karena adanya burung raksasa yang bernama Manuk Beri. Manuk Beri ini sering memangsa hewan piaraan warga di Donan.
Keresahan itu direspons oleh Adipati Donan untuk membuat sayembara. Hadiah sayembara itu tak main-main. Siapa yang bisa membunuh Manuk Beri, maka akan mendapatkan singhasana Donan. Selain itu, mendapatkan putri dari Adipati Donan.
Sayembara yang cukup menarik itu membuat banyak orang tertarik. Mereka mengikuti sayembara untuk membunuh Manuk Beri. Tapi banyak dari para peserta sayembara tak bisa mengalahkan atau membunuh Manuk Beri. Sampai akhirnya, warga setempat menilai Manuk Beri adalah burung ajaib.
Di sisi lain, kala itu ada Sunan Kalijaga dari Demak yang ingin mencari air mata kuda sembrani di daerah Nusakambangan. Sayangnya, tugas itu tak gagal. Kemudian, Sunan Kalijaga teringat senjatanya yang bernama cis tertinggal di Donan.
Sunan Kalijaga menyamar sebagai seorang yang memiliki kulit melepuh atau gudhigen. Dengan penyamaran itu, Sunan Kalijaga kemudian disebut santri gudhig. Dia tetap mendakwahkan agama Islam. Santri gudhig saat itu hidup di Kadipaten Limbangan. Dia pun mendapatkan kabar soal sayembara Manuk Beri.
Singkat cerita, santri gudhig mengikuti sayembara di Donan sekaligus ingin kembali memiliki senjata cis. Sampai kemudian, santri gudhig mengikuti sayembara. Dia pun meminta dibuatkan lubang sedalam 2 meter, ada kain mori, dan meminjam cis milik Adipati Donan.
Santri udhig menutupi dirinya dengan kain mori dan masuk ke lubang yang dibuat. Dia memancing supaya Manuk Beri mendekat. Siasat menjadi kenyataan karena Manuk Beri mencoba menyerang kain mori yang di dalamnya ada santri gudhig.
Sebelum serangan terjadi, secepat kilat santri gudhig menusuk kaki dan dan dada Manuk Beri dengan senjata cis yang dia pinjam dari Adipati Donan. Manuk Beri pun tewas dan jatuh di atas kayu panggang dekat sungai. Sampai kemudian sungai itu diberi nama Sungai Cipanggang.
Atas keberhasilan itu, santri gudhig mendapatkan hadiah. Namun hadiah berupa singhasana dan putri adipati ditolak. Santri gudhig memilih untuk meminta senjata cis yang dia pinjam dari Adipati Donan. Permintaan itu pun diamini Adipati Donan.
Santri gudhig alias Sunan Kalijaga kemudian melanjutkan perjalanannya ke Demak. Dari perjalanan ke Demak itu, banyak tempat tercipta dan memiliki nama karena perjalanan santri gudhig.
Referensi:
Ery Agus Kurnianto, Suryo Handono, Tri Wahyuni, Umi Farida: Cerita Rakyat Jawa Tengah: Kabupaten Cilacap