Purbalingga, serayunews.com
Sarmiah mengetahui uangnya rusak pada hari ini, Rabu (20/7/2022). Saat itu, sekitar pukul 09.00 WIB, saat nenek Sarmiah hendak membeli keperluan. Tapi betapa terkejutnya, uang yang ia simpan di dalam dompet itu sudah rusak digerogoti rayap.
“Jumlahnya ada sekitar 2,5 juta rupiah,” ujar Esty, tetangga Sarmiah.
Menurut Esty, uang itu merupakan hasil jualan kayu bakar dan uang bantuan pemerintah. Sebab, nenek Sarmiah merupakan warga yang terdaftar mendapat bantuan, seperti PKH.
“Katanya ngumpulin sekitar satu tahunan, kan juga dapat bantuan PKH, nah uangnya dia simpan,” katanya.
Harapannya tentu sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Meskipun menyisihkan jumlah yang tak seberapa, lama-lama bisa banyak juga. Namun hati-hati, jika menabung dengan cara konvensional di rumah, nasib seperti nenek Sarmiah sangat mungkin terjadi.
Keamanan uang tidak terjamin. Bukan karena uang hilang, namun sangat mungkin uang menjadi rusak.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Mursidi, menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut. Zaman sekarang ini memang masih ada masyarakat yang menabung secara konvensional.
Atas peristiwa yang terjadi di Purbalingga ini, ia kembali mengimbau masyarakat untuk mempercayakan bank sebagai tempat menyimpan uang. Sebab, bank memiliki kelebihan dalam menjamin keamanan uang.
Lantas, apakah uang nenek Sarmiah yang rusak itu bisa ditukar di bank? Menurut Mursidi, penukaran uang rusak di bank memang bisa dilakukan. Namun ada syarat dan ketentuan yang berlaku, sehingga tidak sembarang uang rusak bisa ditukarkan.
“Tingkat kerusakannya tidak lebih dari 1/3 supaya bisa ditukar di BI,” kata dia.
Demikianlah cerita nelangsa nenek Sarmiah, uang tabungannya kini rusak digerogoti rayap dan tak bisa digunakan lagi untuk transaksi jual beli.